8 Tips Super Agar Diterima Kerja, Begini Cara Meyakinkan HRD dan Memahami Budaya Pekerjaan
Pinterpedia.com – Saat melamar kerja, banyak orang hanya fokus pada CV atau IPK, tapi lupa bahwa HRD lebih tertarik pada apa yang tak tertulis di atas kertas. Bagaimana kamu menyampaikan diri, memahami budaya di tempat kerja, dan membuktikan bahwa kamu bukan hanya butuh kerja tapi layak dipekerjakan—itu kuncinya.
Artikel ini bukan sekadar tips generik, tapi panduan strategis dari awal sampai kamu benar-benar masuk dan bertahan di dunia kerja.
1. Kenali kelebihan dan kekuranganmu sendiri
Sebelum kamu bisa meyakinkan HRD, kamu harus bisa meyakinkan diri sendiri. Pahami kelebihanmu secara spesifik—bukan “saya pekerja keras”, tapi apa yang pernah kamu capai karena itu. Begitu juga dengan kekurangan, jangan ditutupi. Justru jadikan itu bagian dari cerita tumbuhmu. Gunakan pendekatan naratif yang membumi, seperti: “Saya dulu sering kewalahan membagi waktu, sampai saya mulai menerapkan time blocking dan hasilnya…”
2. Riset budaya kerja perusahaan targetmu
Riset bukan cuma soal nama direksi dan kapan perusahaan berdiri. Cari tahu seperti apa nilai-nilai yang dipegang perusahaan: apakah mereka menjunjung fleksibilitas? Apakah komunikasi terbuka dihargai? Lihat konten mereka di LinkedIn, baca ulasan karyawan di Glassdoor. Kalau bisa, tanya langsung ke mantan atau karyawan aktif secara personal—satu insight bisa jadi pembeda besar saat interview.
3. Tunjukkan nilai diri dengan CV yang berbicara hasil
CV kamu bukan katalog tugas, tapi peta pencapaian. Jangan tulis “Mengelola media sosial perusahaan”, tapi tulis “Meningkatkan engagement Instagram sebesar 45% dalam 3 bulan.” Angka konkret dan hasil kerja itulah yang dicari rekruter. Hindari desain berlebihan, tapi tetap rapi, singkat, dan fokus pada relevansi posisi yang dilamar.
4. Jawab interview dengan cara yang bikin HRD percaya
Gunakan teknik STAR: Situation, Task, Action, Result. Format ini membuat jawabanmu runtut, padat, dan punya bobot. Hindari jawaban template. Saat ditanya, “Apa kelebihan kamu?”, buktikan dengan cerita nyata. Dan ingat, yang dinilai bukan hanya isi jawaban, tapi cara menyampaikannya—tenang, tulus, dan fokus pada solusi.
5. Tanyakan balik hal penting yang menunjukkan kamu serius
Di akhir interview, HRD biasanya tanya, “Ada yang ingin kamu tanyakan?” Ini bukan formalitas. Ini kesempatan emas. Ajukan pertanyaan yang menandakan kamu peduli pada peran dan ingin tahu lebih dalam. Contoh: “Bagaimana tim ini biasanya menyelesaikan konflik internal?” atau “Apa indikator utama keberhasilan dalam posisi ini setelah 3 bulan pertama?”
6. Tunjukkan kamu bisa cepat beradaptasi dengan budaya kerja
Begitu kamu masuk dunia kerja, kecepatan adaptasi akan jadi penentu keberhasilanmu. Pelajari budaya organisasi secara langsung: amati gaya komunikasi, cara tim menyampaikan ide, hingga cara mereka memberi feedback. Jangan langsung ‘ngebut’, tapi juga jangan pasif. Tunjukkan inisiatif dan rasa ingin tahu yang sehat.
7. Jaga attitude dan bangun reputasi sejak hari pertama
HRD mungkin yang menerimamu, tapi rekan kerja yang akan menilaimu setiap hari. Di sinilah reputasi mulai dibangun. Selalu datang tepat waktu, jangan terlalu banyak alasan, dan jangan ikut-ikutan gosip kantor. Perhatikan cara kamu berbicara, cara kamu mendengarkan, dan cara kamu menyelesaikan masalah.
8. Buat jejak digitalmu selaras dengan citra profesional
LinkedIn bukan hanya tempat upload CV, tapi ruang branding profesional. Posting insight dari dunia kerja atau industri yang kamu tekuni. Komentar yang membangun. Pastikan profilmu menggambarkan siapa kamu secara profesional. Karena kadang sebelum HRD menghubungi, mereka sudah melihat akunmu.
Tips agar diterima kerja tidak cukup hanya hafalan pertanyaan interview. Kamu harus bisa menyusun strategi yang menggabungkan riset, personal branding, komunikasi, dan pemahaman budaya kerja. HRD mencari kandidat yang nyambung dengan nilai perusahaan, yang tahu apa yang dia tawarkan, dan bisa cepat beradaptasi. Dan itu semua bisa dibuktikan dari cara kamu menyiapkan dirimu—bukan hanya saat melamar, tapi sejak jauh hari sebelum kamu melamar.