Sosial Media

Istilah Tobrut Sering Viral, Berikut Penjelasan Lengkap dan Artinya yang Digunakan di Medsos

Pinterpedia.com – Istilah “tobrut” belakangan ini cukup sering muncul di media sosial, terutama di kalangan pengguna TikTok dan X (sebelumnya Twitter). Kata ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tapi jika kamu aktif di platform media sosial, khususnya yang populer di kalangan generasi muda, istilah ini pasti tidak asing lagi. Namun, apa sebenarnya arti dari “tobrut” dalam bahasa gaul, dan mengapa bisa menjadi viral?

Istilah “tobrut” sering digunakan dengan cara yang sedikit tidak pantas, bahkan berpotensi menyinggung. Dalam artikel ini, kita akan mengulas makna dari kata ini, mengapa kata tersebut bisa begitu viral, serta dampaknya terhadap budaya digital dan komunikasi di media sosial.

Arti “Tobrut” dalam Bahasa Gaul

Secara langsung, “tobrut” merupakan akronim dari kata “tobat brutal”, yang pada awalnya digunakan oleh anak muda sebagai bentuk candaan atau sindiran. Namun, dalam penggunaannya yang lebih luas, “tobrut” mengarah pada ungkapan yang menyebutkan bagian tubuh bagian dada seorang perempuan, yang dianggap besar dan mencolok. Walaupun kata ini sering kali dipakai dengan nada bercanda, ada konotasi negatif yang menyertai istilah ini karena cenderung merendahkan atau menjadikan objek tubuh seseorang sebagai bahan lelucon.

Penting untuk diperhatikan, meskipun “tobrut” sering digunakan dalam percakapan informal di media sosial, kata ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi orang yang disebutkan, terutama jika dikaitkan dengan penampilan fisik mereka. Hal ini menyebabkan penggunaan istilah ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, terutama di ruang publik digital yang dapat dijangkau oleh banyak orang.

Fenomena ‘Tobrut’ di Media Sosial

Istilah “tobrut” mulai viral di TikTok dan X pada tahun 2024. Beberapa pengguna media sosial mulai menggunakan kata ini dalam komentar, caption, atau bahkan video yang mengomentari penampilan seseorang, khususnya perempuan, yang dianggap memiliki tubuh bagian dada besar dan mencolok. Fenomena ini mencerminkan kecenderungan di kalangan generasi muda untuk menggabungkan humor, body-shaming, dan budaya meme dalam percakapan sehari-hari.

Baca  Istilah Cindo di Media Sosial: Representasi, Stereotip, atau Ekspresi Budaya?

Fenomena “tobrut” ini menandakan semakin berkembangnya budaya meme di kalangan anak muda, di mana hal-hal yang seharusnya dianggap pribadi atau sensitif seringkali dijadikan bahan lelucon yang tersebar secara luas. Meskipun beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai bentuk candaan yang ringan, kata ini mengandung potensi pelecehan verbal yang tidak boleh dianggap remeh.

Konsekuensi Sosial dari Penggunaan Istilah ‘Tobrut’

Walaupun bisa dipandang sebagai bentuk humor atau lelucon di kalangan remaja, penggunaan kata “tobrut” memiliki dampak negatif. Mengomentari tubuh seseorang, terutama dalam hal-hal yang menyangkut penampilan fisik, tidak hanya merendahkan martabat orang tersebut, tetapi juga menciptakan atmosfer ketidaknyamanan. Penggunaan istilah ini dapat berujung pada body-shaming dan perasaan tidak dihargai.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Digital Media and Society (2023), pernyataan seperti “tobrut” yang mengarah pada penonjolan bagian tubuh individu secara berlebihan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental, terutama pada perempuan muda yang sering menjadi objek komentar semacam itu. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa body-shaming melalui media sosial meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pada individu yang sering mendapatkan komentar seperti itu.

Sumber dari ResearchGate (2023) juga mengungkapkan bahwa budaya digital yang terus berkembang, di mana meme dan istilah seperti “tobrut” sering digunakan, memengaruhi cara kita melihat dan memperlakukan tubuh orang lain. Meskipun banyak yang melihatnya sebagai lelucon, dampak jangka panjangnya bisa sangat merusak, mengingat media sosial kini menjadi ruang yang lebih dominan dalam kehidupan sosial sehari-hari.

Menghadapi Fenomena ini dengan Bijak

Sebagai pengguna media sosial yang bijak, kita perlu lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata, terutama yang berpotensi menyinggung atau merendahkan orang lain. Humor memang penting dalam interaksi sosial, tetapi humor yang mengarah pada body-shaming atau merendahkan orang lain sebaiknya dihindari. Istilah seperti “tobrut” bisa memberikan dampak negatif dalam jangka panjang, baik pada individu yang menjadi objek komentar maupun pada lingkungan digital secara umum.

Baca  Arti Kata ‘Crush’: Apa Sih, Suka Diam-Diam Itu?

Seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya kesopanan dan menghargai keberagaman, kita perlu memahami bahwa meskipun bahasa gaul berkembang seiring dengan tren dan memes yang viral, pemilihan kata yang lebih positif dan membangun sangat dibutuhkan. Kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih inklusif, di mana setiap individu dihargai tanpa melihat penampilan fisiknya.