Pinterpedia.com – Di tengah perkembangan teknologi keuangan yang semakin pesat, Indonesia sedang mempersiapkan peluncuran sistem transaksi digital terbarunya, Payment ID, pada 17 Agustus 2025. Sistem ini diharapkan akan mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas utama. Namun, sebelum kita terjun lebih jauh ke Payment ID, ada satu sistem yang telah dikenal luas di Indonesia: QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Walaupun keduanya sama-sama berhubungan dengan transaksi digital, Payment ID dan QRIS memiliki perbedaan mendasar. Maka, penting untuk mengetahui bagaimana kedua sistem ini bekerja, serta keunggulan dan kekurangannya. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas 6 perbedaan utama antara Payment ID dan QRIS yang harus kamu tahu.

1. Dasar Sistem: Identitas Digital vs Kode QR

Payment ID akan menggunakan NIK sebagai identitas utama untuk setiap transaksi keuangan. Jadi, setiap transaksi—baik itu pembayaran tagihan, transfer uang, atau belanja online—akan terhubung langsung dengan identitas digital kamu yang sudah terdaftar di NIK. Ini berarti kamu tidak perlu lagi mengingat berbagai PIN atau kode dari aplikasi pembayaran yang berbeda. Cukup dengan NIK, semua transaksi bisa dilakukan.

Di sisi lain, QRIS menggunakan kode QR untuk memfasilitasi pembayaran. Pengguna cukup memindai kode QR yang tersedia pada merchant atau penerima pembayaran untuk melakukan transaksi. Tidak ada identitas digital yang terhubung langsung dengan pembayaran melalui QRIS. QRIS hanya menyediakan standar kode QR yang bisa digunakan oleh berbagai platform pembayaran.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Menggunakan NIK sebagai identitas digital untuk transaksi.

•QRIS: Menggunakan kode QR sebagai alat untuk pembayaran.

2. Keamanan dan Privasi Data

Keamanan menjadi salah satu isu terbesar dalam dunia transaksi digital. Dengan Payment ID, setiap transaksi terhubung langsung dengan identitas NIK, yang menjadikannya lebih aman. Payment ID dirancang untuk memastikan bahwa setiap transaksi terverifikasi menggunakan identitas yang sah. Selain itu, sistem ini juga akan dilengkapi dengan berbagai lapisan keamanan, seperti enkripsi data dan otentikasi dua faktor, yang menjamin privasi pengguna.

Sementara itu, QRIS lebih bergantung pada tingkat keamanan yang diterapkan oleh aplikasi pembayaran yang digunakan. Pengguna akan memindai kode QR dan transaksi akan dilakukan melalui aplikasi tersebut. Karena QRIS tidak terintegrasi dengan identitas pengguna, tingkat keamanannya bergantung pada kebijakan masing-masing aplikasi pembayaran yang mendukung QRIS.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Mengutamakan keamanan dan privasi data melalui verifikasi identitas digital.

•QRIS: Keamanan tergantung pada kebijakan masing-masing aplikasi pembayaran yang digunakan.

3. Proses Transaksi: Integrasi vs Pembayaran Terpisah

Dengan Payment ID, sistem ini memungkinkan integrasi antara berbagai platform pembayaran—baik itu bank, e-wallet, atau aplikasi fintech—ke dalam satu identitas tunggal. Ini membuat pengguna tidak perlu repot-repot berpindah antar aplikasi untuk menyelesaikan transaksi. Cukup dengan menggunakan NIK, pengguna bisa melakukan pembayaran atau transfer uang di berbagai platform dengan satu identitas yang sama.

Sebaliknya, QRIS lebih terfokus pada penyederhanaan pembayaran antar bank dan aplikasi. Meskipun sudah ada standar QRIS yang memungkinkan transaksi dengan berbagai aplikasi, setiap platform pembayaran yang mendukung QRIS tetap berjalan terpisah, dan pengguna tetap harus memilih aplikasi yang sesuai untuk memindai kode QR.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Menyediakan integrasi transaksi di berbagai platform pembayaran dengan satu identitas digital.

•QRIS: Pembayaran terpisah berdasarkan aplikasi yang digunakan untuk memindai kode QR.

4. Penggunaan dan Implementasi

Payment ID dirancang untuk lebih dari sekadar transaksi jual beli. Dengan sistem berbasis NIK, Payment ID dapat digunakan di berbagai sektor, mulai dari transaksi harian hingga layanan pemerintahan. Pengguna dapat dengan mudah melakukan pembayaran tagihan, mentransfer dana, atau bahkan mengakses layanan publik hanya dengan menggunakan satu identitas digital yang terhubung langsung dengan NIK.

Di sisi lain, QRIS lebih terbatas pada penggunaan transaksi pembayaran, terutama dalam sektor ritel dan perdagangan. QRIS memungkinkan transaksi antar pengguna dan merchant yang telah mengimplementasikan kode QR, tetapi tidak memiliki jangkauan seluas Payment ID dalam hal integrasi dengan layanan publik atau pemerintahan.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Dapat digunakan untuk berbagai jenis transaksi dan layanan, baik di sektor keuangan maupun publik.

•QRIS: Terfokus pada transaksi pembayaran antar pengguna dan merchant yang menggunakan kode QR.

5. Keunggulan dan Kekurangan dalam Aksesibilitas

Salah satu keunggulan Payment ID adalah kemudahan akses bagi semua lapisan masyarakat. Dengan menggunakan NIK, sistem ini sangat inklusif karena hampir semua warga negara Indonesia sudah memiliki NIK. Hal ini mempermudah akses ke berbagai layanan tanpa perlu mendaftar ulang atau mengelola beberapa akun.

Namun, QRIS juga menawarkan keunggulan dalam hal aksesibilitas. QRIS dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki aplikasi pembayaran yang mendukung kode QR, baik itu melalui e-wallet, bank, atau aplikasi lain. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi meskipun mereka tidak memiliki identitas digital seperti NIK.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Lebih inklusif karena menggunakan NIK yang dimiliki oleh hampir semua penduduk Indonesia.

•QRIS: Mempermudah transaksi tanpa perlu identitas digital, tetapi memerlukan aplikasi pembayaran yang mendukung QR.

6. Penerimaan dan Penggunaan Global

Payment ID lebih terfokus pada pasar domestik Indonesia, dengan tujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mempermudah layanan publik. Sistem ini diharapkan menjadi solusi utama bagi masyarakat Indonesia dalam bertransaksi digital.

Di sisi lain, QRIS telah menjadi standar pembayaran yang diadopsi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. QRIS adalah sistem terbuka yang memungkinkan transaksi lintas platform di dalam negeri dan bahkan di luar negeri, asalkan platform tersebut mendukung QRIS. Ini memberi QRIS keuntungan dalam hal penerimaan global.

Perbedaan Utama:

•Payment ID: Fokus pada pasar domestik Indonesia, khusus untuk transaksi yang lebih terintegrasi dengan layanan publik.

•QRIS: Sudah diterima secara luas di berbagai negara, memungkinkan transaksi lintas platform secara global.

Meskipun Payment ID dan QRIS sama-sama berfokus pada kemudahan dan efisiensi transaksi digital, keduanya memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda. Payment ID dengan NIK sebagai identitas utama menawarkan sistem yang lebih terintegrasi dan aman, memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai layanan keuangan dan publik dengan satu identitas. Sementara itu, QRIS menyediakan sistem pembayaran yang mudah dan universal menggunakan kode QR yang dapat digunakan lintas platform, mempermudah pembayaran antar bank dan aplikasi.

Kedua sistem ini memiliki keunggulan masing-masing dan diharapkan dapat saling melengkapi untuk menciptakan ekosistem pembayaran digital yang lebih efisien, aman, dan inklusif di Indonesia.