investasi seperti reksa dana indeks dan ETF yang berusaha mengikuti pergerakan IHSG. Produk-produk ini bertujuan untuk mencocokkan kinerja portofolio mereka dengan kinerja IHSG, sehingga para investor bisa merasakan pertumbuhan pasar modal tanpa harus memilih saham secara individu.
3.Membantu Penilaian Ekonomi Makro
Karena IHSG mencerminkan pergerakan harga saham dari berbagai sektor, perubahannya dapat digunakan sebagai indikator ekonomi makro. Misalnya, jika IHSG turun karena banyaknya saham di sektor tertentu yang anjlok, itu bisa menunjukkan adanya masalah di sektor tersebut atau bahkan di perekonomian Indonesia secara umum.
Cara Menghitung IHSG
IHSG dihitung dengan metode yang disebut capitalization-weighted index, atau indeks berbobot kapitalisasi pasar. Artinya, saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar (seperti saham perusahaan besar yang sudah mapan) akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pergerakan IHSG dibandingkan saham perusahaan kecil. Perhitungannya menggunakan rumus:
IHSG = (Nilai Pasar Saham / Nilai Pasar Dasar) x 100
Dengan kata lain, IHSG dihitung dengan membandingkan nilai pasar saham yang terdaftar pada hari tertentu dengan nilai pasar saham pada hari dasar perhitungannya (10 Agustus 1982). Kalau kamu lihat IHSG sedang tinggi, itu berarti banyak saham yang mengalami kenaikan harga, terutama saham-saham dengan kapitalisasi besar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG
IHSG sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di dalam dan luar negeri. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG:
1.Kondisi Ekonomi Makro
Faktor seperti inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar mata uang sangat memengaruhi pergerakan IHSG. Misalnya, jika perekonomian Indonesia sedang berkembang dengan baik, investor akan lebih cenderung membeli saham, mendorong IHSG naik.