Pinterpedia.com – Kesehatan mental sering kali dipandang sebelah mata, terutama di dunia kerja yang penuh tekanan. Untuk para manajer dan supervisor, tekanan datang dari berbagai sisi: target yang harus dicapai, tanggung jawab besar, dan harus selalu menjadi contoh bagi tim mereka. Namun, sering kali kita lupa bahwa mereka pun manusia, yang tak luput dari dampak stres, burnout, dan gangguan mental lainnya. Nah, apakah kamu tahu bagaimana cara mengenali tanda-tanda ketika kesehatan mental mereka mulai terganggu? Artikel ini akan membahas 6 tanda utama yang perlu kamu waspadai.
1. Perubahan Perilaku yang Tiba-Tiba
Manajer dan supervisor yang biasanya tegas dan penuh semangat, bisa tiba-tiba menunjukkan perubahan perilaku yang mencolok. Perubahan ini bisa berupa penurunan semangat kerja, peningkatan kelelahan, atau perubahan dalam cara berinteraksi dengan anggota tim. Misalnya, mereka mungkin menjadi lebih mudah marah atau justru tampak sangat apatis, tidak menunjukkan minat dalam pekerjaan yang sebelumnya mereka sukai.
Jika kamu melihat perubahan drastis dalam perilaku mereka, coba ajak berbicara secara santai untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kadang, mereka butuh ruang untuk mengungkapkan perasaan tanpa merasa dihakimi.
2. Mudah Tersinggung dan Menjadi Kurang Sabaran
Manajer atau supervisor yang biasanya sabar dan bijaksana, bisa mendadak menjadi lebih cepat tersinggung. Setiap masalah kecil bisa berubah menjadi isu besar, bahkan hal-hal yang sebelumnya dianggap remeh. Tanda ini menunjukkan bahwa stres mereka sudah mencapai titik puncak, dan mereka merasa kelelahan secara mental.
Menciptakan ruang yang aman untuk berbicara dan memberi dukungan bisa membantu mereka. Dengan memahami sumber stres mereka, kamu bisa memberikan solusi atau setidaknya menunjukkan bahwa kamu ada untuk mendengarkan.
3. Gangguan Tidur dan Masalah Fisik
Kesehatan fisik dan mental sangat terkait. Jika manajer atau supervisor mulai mengeluhkan masalah tidur—baik itu kesulitan tidur atau tidur yang terlalu banyak—ini bisa menjadi tanda adanya masalah mental yang lebih besar. Selain itu, keluhan fisik seperti sakit kepala, nyeri punggung, atau masalah pencernaan yang tak kunjung sembuh juga bisa menjadi indikasi bahwa kesehatan mental mereka terganggu.
Sangat penting untuk mengingatkan mereka agar menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat. Memberikan waktu untuk beristirahat, bahkan mengambil cuti, bisa menjadi solusi terbaik.
4. Kehilangan Minat terhadap Pekerjaan
Salah satu tanda paling jelas dari masalah mental adalah hilangnya minat pada pekerjaan yang dulu sangat disukai. Manajer dan supervisor yang biasanya antusias dalam mengelola tim atau mencapai target, tiba-tiba tampak tidak bersemangat, bahkan enggan untuk berinteraksi dengan rekan kerja. Ini bukan karena mereka tidak peduli, melainkan karena mereka sudah kelelahan secara emosional dan mental.
Jika kamu melihat mereka mulai enggan menghadapi tantangan yang biasa mereka nikmati, ini saatnya untuk menanyakan apakah mereka merasa terbebani dengan tanggung jawab atau butuh dukungan lebih.
5. Penurunan Kinerja yang Drastis
Penurunan kinerja adalah indikator kuat bahwa kesehatan mental seseorang sedang terganggu. Seorang manajer atau supervisor yang biasanya sangat efisien dan terorganisir mungkin akan mulai kehilangan kendali atas jadwal atau pekerjaan yang harus diselesaikan. Laporan yang terlambat, pertemuan yang tidak produktif, atau pengambilan keputusan yang buruk adalah tanda bahwa beban mental mereka sudah terlalu berat.
Memberikan mereka ruang untuk mengatur kembali prioritas pekerjaan atau mendiskusikan beban yang perlu dibagi dengan tim dapat membantu mereka kembali fokus. Terkadang, delegasi tugas bisa meringankan tekanan.
6. Perasaan Kehilangan Kontrol dan Takut Gagal
Kesehatan mental yang terganggu sering kali menyebabkan seseorang merasa cemas dan takut gagal. Manajer dan supervisor yang biasanya percaya diri dalam membuat keputusan, bisa mulai merasa kehilangan kendali atas situasi. Mereka mungkin merasa bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan akan berakhir dengan kegagalan, meskipun itu adalah hal-hal yang bisa diatasi dengan mudah jika mereka dalam kondisi mental yang baik.
Salah satu cara untuk membantu adalah memberikan dukungan moral. Ingatkan mereka akan pencapaian mereka sebelumnya, serta tunjukkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan bukan yang menekan.
Masalah kesehatan mental pada manajer dan supervisor bukan hanya berdampak pada mereka secara pribadi, tetapi juga pada tim yang mereka pimpin. Ketika seorang pemimpin tidak dalam kondisi mental yang sehat, kinerja tim akan terpengaruh. Oleh karena itu, penting untuk memberi perhatian lebih pada kesejahteraan mental mereka, baik sebagai rekan kerja maupun sebagai bagian dari organisasi.
Apa yang dapat dilakukan perusahaan?
Perusahaan seharusnya menyediakan sumber daya untuk mendukung kesehatan mental, seperti program konseling, waktu fleksibel, dan pelatihan untuk menangani stres. Selain itu, penting bagi manajer dan supervisor untuk merasa didukung dan tidak terbebani dengan harapan yang tidak realistis.
Memahami tanda-tanda gangguan kesehatan mental pada manajer dan supervisor adalah langkah pertama yang penting. Dengan memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan mental mereka, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, sehat, dan mendukung. Jangan tunggu sampai masalah menjadi lebih besar. Jika kamu melihat tanda-tanda stres atau kelelahan mental pada rekan kerja di posisi manajerial, jangan ragu untuk menawarkan dukungan. Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.