Pinterpedia.com – Siapa sih yang nggak pernah merasa kebebanan dengan pekerjaan yang nggak ada habisnya? Kamu datang pagi-pagi, berharap bisa fokus mengerjakan tugas utama agar efektif dan efisien, eh tiba-tiba atasan datang dengan setumpuk tugas tambahan yang bikin kamu bingung mau mulai dari mana. Rasanya kyak pengen resign aja di hari itu , tapi ya gimana, kan kerja tetap jalan karena butuh penghasilan. Jangan khawatir, kali ini kita bakal bahas bagaimana caranya supaya kamu bisa tetap betah di kantor tanpa terjebak dalam lautan pekerjaan yang nggak ada habisnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Gak cuma itu, ini dari pengalaman banyak orang yang bakal kasih kamu tips jitu buat menghindari jebakan multitasking dan tugas tambahan dari atasan yang sering bikin kamu merasa tertekan. Simak baik-baik, siapa tahu salah satu cara ini bisa bikin hari-harimu di kantor lebih ringan.

1. Pahami Batasan Pribadi

Kalau bisa, mulai hari ini tentukan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadimu. Ini nggak cuma soal jam kerja, tapi juga tentang bagaimana kamu mengelola waktu di kantor. Tugas atasan memang penting, tapi jangan sampai semua waktu dan energi kamu terhisap hanya untuk memenuhi ekspektasi mereka. Kamu berhak untuk menjaga keseimbangan hidup.

Coba ingat-ingat lagi, apa saja yang sudah kamu kerjakan selama ini. Jangan ragu untuk menilai kembali beban kerja yang kamu terima. Kamu bisa mulai dengan mengatakan “Tidak” dengan elegan ketika ada tugas tambahan yang bukan prioritas utama.

Contohnya begini “Saya senang untuk mengambil tugas tersebut, tetapi saya ingin memastikan tugas utama saya selesai terlebih dahulu agar hasilnya maksimal, mungkin ada rekan lain yang sudah selesai tugasnya selain saya.” Ini cara sopan untuk memberi tahu atasan bahwa kamu punya prioritas yang harus diselesaikan dulu.

2. Jadilah Master dalam Prioritizing

Pernah nggak sih, atasan ngasih kamu daftar panjang tugas dan semua terlihat “urgent”? Dilema seperti ini sering kali bikin kita merasa terjebak. Nah, kuncinya di sini adalah prioritization. Kalau kamu terus-terusan merasa bahwa semua tugas yang diberikan itu “penting banget”, kamu nggak akan pernah selesai. Fokus pada tugas yang punya dampak terbesar dan yang harus diselesaikan lebih dulu.

Gunakan sistem seperti Eisenhower Matrix—membagi tugas menjadi empat kategori: urgent and important, important but not urgent, urgent but not important, dan neither urgent nor important. Dengan cara ini, kamu bisa lebih bijak dalam menentukan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Harvard Business Review mencatat bahwa manajer yang menggunakan prioritas yang jelas dalam pekerjaan cenderung memiliki tim yang lebih produktif.

3. Tegas dengan Komunikasi

Mengatakan “tidak” itu penting, apalagi jika kamu sering diberi tugas tambahan yang tidak sesuai dengan kapasitasmu. Jangan takut atau merasa bersalah untuk menolak tugas yang benar-benar tidak bisa kamu ambil. Menghindari tambahan kerja dari atasan bukan berarti kamu tidak bertanggung jawab, melainkan kamu sedang mengelola waktu dan energi secara lebih efektif.

Jika atasan memberikan tugas tambahan, sampaikan dengan sopan bahwa kamu sedang fokus pada prioritas lain. Misalnya, kamu bisa bilang, “Saat ini saya sedang menyelesaikan proyek X dan saya ingin memastikan selesai dengan baik. Bolehkah kita diskusikan bagaimana menyesuaikan prioritas ini?”

Penelitian dari Journal of Organizational Behavior menyebutkan bahwa pekerja yang tahu bagaimana berbicara dengan tegas tentang beban kerja mereka cenderung lebih jarang mengalami burnout.

4. Multitasking? Lupakan! Fokus Itu Jadi Kunci

Saat atasan memberi tambahan tugas, seringkali mereka berharap kamu bisa menyelesaikan banyak hal sekaligus. Jangan terjebak dalam jebakan multitasking. Mengatur banyak tugas dalam satu waktu bukan hanya bisa mengurangi kualitas pekerjaan, tetapi juga menguras energi. Fokus pada satu tugas hingga selesai, lalu lanjutkan ke yang lain.

American Psychological Association menjelaskan bahwa multitasking sebenarnya menurunkan produktivitas hingga 40%, karena otak kita hanya bisa fokus pada satu hal dalam satu waktu.

Jadi, lebih baik atur jadwalmu dengan sistem time blocking, alokasikan waktu tertentu untuk menyelesaikan tugas tertentu tanpa gangguan.

5. Buat Jadwal Harian yang Realistis dan Boleh Dipercaya

Salah satu cara untuk menghindari tambahan tugas adalah dengan memiliki jadwal harian yang jelas. Coba buatlah to-do list atau task list setiap pagi, dengan catatan bahwa kamu harus realistis dengan waktu yang ada. Jangan terjebak dalam godaan untuk menambah pekerjaan di tengah hari, hanya karena merasa bisa menyelesaikannya. Jika ada tambahan tugas, evaluasi apakah itu bisa diselesaikan dalam hari yang sama atau apakah perlu penjadwalan ulang.

Contohnya “Pagi ini saya akan fokus pada penyelesaian laporan, siang saya blokir waktu untuk meeting, dan sorenya saya akan mengerjakan proposal X.”

6. Jangan Takut Meminta Bantuan Rekan Kerja yang Lain

Bekerja dalam tim itu harusnya bukan hanya soal berbagi beban, tetapi juga berbagi beban yang tepat. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau mendelegasikan tugas jika memang ada pekerjaan yang bisa dilakukan oleh orang lain. Delegasi itu bukan tanda kamu nggak mampu, justru ini menunjukkan bahwa kamu bisa mengelola pekerjaan secara efektif.

Studi dari Harvard Business Review menyebutkan bahwa tim yang saling membantu satu sama lain bisa menyelesaikan proyek lebih cepat dan dengan kualitas lebih baik, karena setiap anggota tim bekerja sesuai dengan kekuatan mereka.

7. Jangan Lupa Istirahat

Terkadang kita merasa harus terus bekerja tanpa henti, apalagi dengan pekerjaan yang nggak ada habisnya. Tapi tubuhmu bukan mesin. Kamu butuh istirahat untuk menjaga produktivitas dan kesehatan mental. Jangan tunggu sampai stres melanda, jadwalkan waktu istirahat yang cukup.

Misalnya, atur waktu untuk berjalan-jalan sejenak, melakukan peregangan, atau bahkan sekadar minum kopi tanpa gangguan pekerjaan. Waktu singkat untuk diri sendiri bisa memberikan kesegaran kembali agar kamu lebih fokus dan produktif.

8. Bersikap Positif dan Fleksibel, Tapi Tetap Berprinsip

Sikap positif dan fleksibilitas dalam pekerjaan itu penting, tapi itu bukan berarti kamu harus menerima segalanya. Di satu sisi, kamu tetap perlu bersikap profesional dan berusaha menyelesaikan tugas dengan baik. Namun, di sisi lain, kamu juga harus tahu kapan harus berkata tidak jika memang itu sudah melampaui batas kemampuanmu.

Psychology Today mengungkapkan bahwa keseimbangan antara fleksibilitas dan prinsip dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi rasa stres yang berlebihan.

Dengan mengikuti 8 tips di atas, kamu bisa bekerja dengan lebih efisien dan tetap menjaga keseimbangan hidup. Pekerjaan memang penting, tapi jangan sampai pekerjaan menguasai hidupmu. Tetaplah bijak dalam mengelola waktu, komunikasi, dan energi di tempat kerja. Ingat, kamu berhak merasa bahagia di kantor, bukan hanya tertekan dengan tugas yang datang bertubi-tubi.