bukan sekadar pencari kerja pasif.
Menghubungi HRD dengan Pesan yang Tepat
Kalau waktunya sudah pas, barulah kirim pesan pribadi. Ingat, jangan langsung minta pekerjaan. Itu seperti datang ke pesta lalu langsung minta jatah makan tanpa basa-basi.
Mulailah dengan perkenalan singkat, tunjukkan ketertarikan pada perusahaan mereka, lalu ajukan pertanyaan yang membuatmu terlihat tulus. Misalnya:
“Halo, saya tertarik dengan perkembangan tim digital di [nama perusahaan]. Saya punya pengalaman menangani kampanye digital di industri serupa. Apakah ada posisi yang sedang dipertimbangkan meskipun belum dipublikasikan?”
Pesan singkat, sopan, dan memberi kesan bahwa kamu bukan hanya mencari, tapi juga siap memberi kontribusi.
Manfaatkan Fitur LinkedIn
LinkedIn punya fitur “Open to Work” yang bisa diatur agar hanya terlihat HRD. Ini lebih elegan dibanding menempelkan bingkai hijau besar di foto profil. Selain itu, kamu bisa set alert untuk lowongan dari perusahaan yang kamu incar. Begitu ada posting baru, kamu langsung dapat notifikasi.
Jangan lupakan grup LinkedIn. Di sana, banyak HRD membagikan lowongan lebih dulu sebelum diumumkan publik. Dengan aktif di grup, kamu bisa jadi orang pertama yang tahu.
Jaga Relasi, Jangan Hanya Sekali Kontak
Misalnya HRD belum membalas, jangan langsung menganggap ditolak. Mereka sibuk, dan bisa saja posisinya belum ada. Kuncinya ada di follow up yang elegan. Tunggu seminggu atau dua minggu, lalu kirim pesan ringan, misalnya meng-update portofolio atau sekadar menyampaikan terima kasih atas waktunya.
Kalau sudah terkoneksi, pelihara hubungan. Sesekali beri komentar, bagikan artikel yang relevan, atau bahkan tawarkan informasi yang mungkin berguna untuk mereka. Dengan begitu, namamu akan tetap diingat.
Perlu dicatat, tidak