Pinterpedia.com – Di tempat kerja, banyak karyawan yang memilih untuk menyembunyikan aspek pribadi mereka demi mempertahankan profesionalisme. Fenomena ini dikenal dengan istilah quiet covering. Baik Gen Z maupun Baby Boomers, kedua kelompok ini ternyata memiliki alasan berbeda namun sama pentingnya dalam mempraktikkan quiet covering. Fenomena ini semakin berkembang, terutama dengan semakin beragamnya generasi di dunia kerja. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan mereka memilih untuk menyembunyikan identitas pribadi mereka?
Apa Itu Quiet Covering?
Quiet covering adalah fenomena di mana karyawan memilih untuk menutupi atau menyembunyikan sebagian dari identitas pribadi mereka, seperti orientasi seksual, agama, atau budaya tertentu, agar tidak dianggap berbeda atau tidak diterima di lingkungan kerja. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review, quiet covering berbeda dengan quiet quitting. Meskipun keduanya berkaitan dengan perasaan tidak terlibat atau tidak diterima di tempat kerja, quiet covering lebih berfokus pada usaha individu untuk menutupi bagian dari diri mereka yang dianggap bisa memengaruhi pandangan orang lain terhadap mereka di tempat kerja.
Penelitian oleh Professor Kenji Yoshino dari Universitas New York menyebutkan bahwa quiet covering terjadi ketika individu merasa harus menyembunyikan atau menyesuaikan diri dengan norma-norma perusahaan yang tidak mengakomodasi keberagaman identitas pribadi. Dalam penelitian tersebut, Yoshino menjelaskan bahwa quiet covering lebih berbahaya karena seringkali tidak terlihat dan karyawan merasa terpaksa untuk melakukannya demi mempertahankan kelangsungan karier mereka.
Fenomena ini telah meningkat dengan adanya keberagaman karyawan di tempat kerja, khususnya di perusahaan yang lebih modern dan lebih terbuka terhadap multikulturalisme. Meskipun banyak perusahaan yang mempromosikan keberagaman, sering kali tidak ada ruang yang cukup bagi karyawan untuk mengekspresikan identitas mereka secara bebas tanpa takut adanya penilaian negatif. Inilah yang membuat quiet covering semakin relevan dalam diskusi tentang lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Mengapa Gen Z dan Baby Boomers Melakukannya?
Penelitian menunjukkan bahwa kedua generasi ini berusaha untuk mendapatkan penerimaan sosial dan profesionalisme dalam karier mereka. Namun, ada perbedaan cara dalam mendekati quiet covering.
Bagi Gen Z, yang sering kali terlibat dalam dinamika dunia kerja modern dan seringkali lebih terbuka dalam mengekspresikan identitas mereka, quiet covering dilakukan sebagai langkah untuk menghindari penilaian negatif di tempat kerja. Mereka