Pinterpedia.com – Dalam dunia kerja yang serba cepat, pesan singkat bisa menyimpan arti yang besar. Salah satu momen yang kerap terjadi adalah ketika seorang atasan memberikan apresiasi lewat WhatsApp. Sekilas terlihat sederhana, tetapi bagaimana cara kita membalas ucapan itu bisa menentukan kesan profesional, kedekatan emosional, hingga citra diri di mata pimpinan.
Mengucapkan terima kasih bukan sekadar basa-basi. Ini adalah bentuk penghargaan balik atas kepercayaan yang diberikan. Di balik satu kalimat sederhana, ada nilai loyalitas, kesantunan, dan komitmen untuk menjaga performa kerja. Karena itu, pemilihan kata saat membalas pesan bos menjadi penting: terlalu singkat bisa dianggap dingin, terlalu panjang bisa terasa berlebihan.
Ucapan yang tepat harus memadukan tiga unsur: ketulusan, kejelasan, dan kesopanan. Misalnya, ketika bos menulis, “Kerja bagus hari ini, terima kasih atas kontribusinya,” balasan yang pas bukan cuma “Sama-sama, Pak/Bu.” Lebih baik menegaskan rasa terima kasih sekaligus menunjukkan kesiapan untuk konsisten. Contoh balasan: “Terima kasih atas apresiasinya, Pak. Saya akan terus berusaha menjaga kualitas kerja agar bisa memberi hasil yang lebih baik lagi.” Singkat, tetapi memiliki bobot.
Medium WhatsApp memberi keleluasaan gaya bahasa, tetapi tetap ada rambu yang perlu dijaga. Hindari emotikon berlebihan, singkatan yang terlalu santai, atau bahasa gaul yang bisa merusak nuansa profesional. Sopan tidak berarti kaku, dan hangat tidak berarti asal-asalan. Menyisipkan kalimat bernuansa optimis akan memberi kesan bahwa apresiasi bos dijadikan energi untuk langkah berikutnya.
Selain itu, waktu balasan juga tidak kalah penting. Membalas terlalu lama bisa menimbulkan kesan mengabaikan, sementara membalas terlalu cepat tanpa berpikir bisa menghasilkan kalimat seadanya. Memberi jeda singkat untuk merangkai kata yang tepat menunjukkan keseriusan kita dalam menghargai apresiasi.
Ucapan terima kasih di WhatsApp bukanlah hal remeh. Ia bisa menjadi jembatan kecil yang memperkuat relasi kerja, menambah kepercayaan pimpinan, sekaligus menegaskan sikap profesional. Dalam komunikasi digital yang serba cepat, kata-kata sederhana yang disusun dengan hati-hati justru akan lebih diingat dibanding ucapan panjang yang penuh basa-basi.