Pinterpedia.com – Kita sering mendengar kalimat seperti ini, “Kalau mau sehat, ya lari!” Seolah-olah lari adalah satu-satunya tiket menuju tubuh bugar. Padahal, ada satu aktivitas yang diam-diam lebih ramah tubuh, sama efektifnya, dan bisa kamu lakukan tanpa peralatan: jalan cepat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Bukan, ini bukan sekadar jalan santai keliling komplek. Jalan cepat adalah versi lebih “niat” dari berjalan biasa, dengan kecepatan cukup tinggi sampai napas sedikit terengah tapi masih bisa ngobrol. Uniknya, beberapa penelitian menunjukkan kalau manfaat jalan cepat bisa menyaingi bahkan melampaui lari dalam beberapa aspek.

Yuk kita kupas tuntas, kenapa jalan cepat sering lebih baik daripada lari, plus tiga manfaat penting yang jarang orang sadari.

Di satu sisi, lari memang membakar kalori lebih cepat. Dalam setengah jam lari, kamu bisa membakar ratusan kalori. Tapi apa artinya kalau tubuhmu jadi lebih rentan cedera? Lutut sakit, engkel bengkak, punggung tegang, semua ini sering menghantui pelari, terutama yang baru mulai.

Jalan cepat menawarkan kompromi yang cerdas. Gerakan lebih lembut, tekanan ke sendi lebih ringan, tapi hasilnya tetap terasa. Menurut data dari American Heart Association, jalan cepat dengan intensitas sedang hingga tinggi mampu menurunkan risiko penyakit jantung hampir sama besarnya dengan berlari. Bedanya, peluang kamu berhenti di tengah jalan karena cedera jauh lebih kecil.

Jadi sebenarnya pertanyaannya bukan lagi “mana yang lebih baik,” tapi “mana yang bisa kamu lakukan konsisten bertahun-tahun.” Di sinilah jalan cepat menang telak.

1. Lebih Bersahabat dengan Sendi dan Tulang

Bayangkan sendi lututmu seperti engsel pintu. Kalau terlalu sering dihentak keras, lama-lama aus juga. Lari adalah hentakan berulang

Halaman:
1 2 3 4