ketika kamu rajin jalan cepat, jawabannya jantung. Jalan cepat meningkatkan detak jantung ke zona aerobik yang ideal untuk memperkuat sistem kardiovaskular.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sebuah studi besar dari British Journal of Sports Medicine menunjukkan bahwa orang yang rutin berjalan cepat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan bahkan beberapa jenis kanker. Jalan cepat juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, karena otot bekerja lebih aktif menyerap glukosa dari darah.

Dan jangan lupa, olahraga ini mudah dilakukan siapa saja, dari remaja sampai lansia. Kamu tidak butuh sepatu khusus untuk maraton atau trek lari mahal. Cukup sepatu nyaman dan jalan di trotoar, taman, atau bahkan lorong kantor saat istirahat siang.

Faktor Psikologis yang Sering Diabaikan

Selain manfaat fisik, jalan cepat punya sisi mental yang sering diremehkan. Aktivitas ini bisa jadi semacam meditasi bergerak. Ritme langkah yang konsisten, udara segar, dan kesempatan untuk “lepas” sebentar dari layar gawai memberi ruang bagi pikiranmu untuk lebih jernih.

Banyak orang menemukan ide terbaik mereka saat berjalan cepat, bukan saat duduk menatap monitor. Itu karena otak mendapat suplai oksigen lebih baik dan hormon endorfin dilepaskan. Jadi, bukan hanya badan yang lebih sehat, pikiranmu juga jadi lebih segar.

Bagaimana Memulai Jalan Cepat dengan Benar

Kalau kamu tertarik mencobanya, ada beberapa hal sederhana untuk memulai:

  • Postur: kepala tegak, bahu rileks, ayunkan tangan sejajar dengan langkah.

  • Kecepatan: targetkan langkah yang cukup cepat hingga napas lebih cepat, tapi masih bisa berbicara singkat.

  • Durasi: mulai dari 20–30 menit, lalu tingkatkan perlahan hingga 45–60 menit.

  • Konsistensi: 4–5

    Halaman:
    1 2 3 4