Mengapa Gen Z Lebih Sulit Tidur daripada Milenial? Berikut Fakta Menariknya
Pinterpedia.com – Tidur merupakan kebutuhan vital bagi setiap orang, tetapi belakangan ini semakin banyak yang mengeluh soal kesulitan tidur, terutama di kalangan Gen Z. Studi terbaru mengungkapkan bahwa Gen Z cenderung lebih sulit tidur pada malam hari dibandingkan dengan milenial. Fenomena ini menjadi topik yang menarik, apalagi jika kita mempertimbangkan bagaimana teknologi, stres, dan pola hidup modern berperan besar dalam mengganggu tidur mereka. Artikel ini akan membahas mengapa hal tersebut terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Perbedaan Pola Tidur Gen Z dan Milenial
Gen Z, yang saat ini berusia antara 18 hingga 27 tahun, tampaknya memiliki kebiasaan tidur yang lebih buruk dibandingkan milenial. Penelitian menunjukkan bahwa Gen Z tidur lebih larut dan memiliki durasi tidur yang lebih pendek. Hal ini seringkali disebabkan oleh penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan di malam hari. Sementara milenial, meskipun juga sangat terhubung dengan teknologi, cenderung lebih sadar akan pentingnya tidur yang cukup dan mencoba untuk menghindari gangguan di malam hari. Gen Z, sebaliknya, lebih sering terjaga larut malam karena aplikasi media sosial, game, atau platform hiburan lainnya yang memikat mereka.
2. Pengaruh Teknologi pada Tidur Gen Z
Salah satu penyebab utama kesulitan tidur pada Gen Z adalah penggunaan teknologi, khususnya ponsel pintar dan media sosial. Peneliti menyebutkan bahwa paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Gen Z lebih sering terpapar layar perangkat mereka sebelum tidur, yang membuat otak mereka tetap terjaga dan sulit untuk beralih ke mode tidur. Media sosial, dengan notifikasi yang terus-menerus, juga menciptakan kecemasan yang membuat mereka tidak bisa tidur dengan tenang.
3. Stres dan Kecemasan yang Lebih Tinggi
Selain teknologi, Gen Z juga lebih rentan terhadap stres dan kecemasan dibandingkan milenial. Faktor-faktor seperti tekanan sosial, kecemasan mengenai masa depan, hingga keadaan dunia yang tidak stabil menjadi alasan utama. Mereka merasa cemas mengenai karir, keuangan, dan tantangan global seperti perubahan iklim atau pandemi. Kecemasan ini dapat meningkatkan tingkat adrenalin dan menghambat proses tidur. Milenial, meskipun juga menghadapi tantangan, cenderung memiliki cara-cara yang lebih efektif untuk mengelola stres, sehingga tidur mereka lebih teratur.
4. Kebiasaan Tidak Sehat Menjelang Tidur
Selain faktor teknologi dan stres, kebiasaan buruk menjelang tidur juga menjadi masalah utama bagi Gen Z. Beberapa di antaranya adalah mengonsumsi kafein terlalu dekat dengan waktu tidur, makan makanan berat pada malam hari, atau begadang untuk menyelesaikan pekerjaan. Kebiasaan-kebiasaan ini mempengaruhi kualitas tidur dan membuat Gen Z lebih sulit tidur malam hari. Sementara milenial, yang sudah sedikit lebih tua, mungkin lebih sadar akan pentingnya menjaga kebiasaan tidur yang sehat, seperti tidur cukup dan menghindari konsumsi kafein di malam hari.
Untuk mengatasi kesulitan tidur ini, Gen Z perlu melakukan beberapa perubahan dalam gaya hidup mereka. Mengatur waktu tidur yang konsisten, membatasi penggunaan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur, serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam juga bisa mengurangi kecemasan dan membantu menenangkan pikiran sebelum tidur.
Gen Z memang lebih sulit tidur pada malam hari dibandingkan milenial, terutama karena faktor teknologi, stres, dan kebiasaan tidur yang buruk. Penurunan kualitas tidur ini berisiko menurunkan kesehatan fisik dan mental mereka, yang bisa mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk menyadari faktor-faktor yang mengganggu tidur mereka dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kebiasaan tidur mereka agar bisa mendapatkan tidur yang lebih baik dan berkualitas.