The Future I Saw Cover (Twitter @ufochronpodcast)
Sosial Media

Viral di Medsos, Manga Jepang The Future I Saw Ramal Gempa Dahsyat Bikin Turis Ketakutan

Pinterpedia.com – Dalam beberapa pekan terakhir, dunia maya dihebohkan oleh manga Jepang berjudul The Future I Saw yang meramalkan gempa dahsyat yang akan mengguncang Jepang pada 5 Juli 2025. Ramalan yang termuat dalam manga ini telah menjadi viral di media sosial, menarik perhatian berbagai kalangan, terutama para wisatawan yang berencana mengunjungi Jepang. Ketakutan mulai menyelimuti mereka, memicu pembatalan perjalanan dan mengurangi minat untuk berwisata ke negeri sakura.

Manga Jepang The Future I Saw dan Ramalannya

Ryo Tatsuki (Twitter @ufochronpodcast)

Manga The Future I Saw, yang pertama kali terbit pada 1999, sudah lama dikenal berisi prediksi mengenai bencana alam. Namun, yang membuatnya kembali mencuri perhatian adalah ramalan terbaru dalam edisi terbarunya yang menyebutkan sebuah gempa besar dan tsunami yang akan terjadi di Jepang pada 5 Juli 2025. Meskipun ini hanyalah karya fiksi, kemunculannya di media sosial menciptakan kecemasan yang luar biasa di kalangan publik. Ramalan ini bukan pertama kalinya mempengaruhi masyarakat Jepang, karena sebelumnya manga tersebut juga memuat ramalan gempa yang terjadi pada tahun 2011.

Seiring dengan popularitas manga ini, video mengenai ramalan gempa yang dibahas di media sosial telah menyebar dengan cepat. Banyak video dengan narasi tentang ramalan gempa yang mendapatkan jutaan tayangan, bahkan lebih dari 100 juta penayangan. Banyak pembaca yang terpengaruh oleh narasi dalam manga tersebut, membagikan kekhawatiran mereka mengenai kemungkinan terjadinya bencana besar yang diramalkan. Dengan besarnya pengaruh media sosial, banyak orang merasa takut akan kenyataan yang diprediksi, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya.

Fenomena ini memberikan dampak langsung pada industri pariwisata Jepang. Pembatalan tiket pesawat, penurunan jumlah wisatawan, dan ketakutan yang melanda pengunjung menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi ekonomi Jepang. Maskapai penerbangan, terutama yang melayani rute dari Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan, mulai melihat penurunan tajam dalam jumlah penumpang yang memilih untuk membatalkan perjalanan mereka. Ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, diperkirakan mencapai 500 miliar Yen, jika kepanikan ini berlanjut.

Baca  Arti Kata ‘Crush’: Apa Sih, Suka Diam-Diam Itu?

Tentu saja, pemerintah Jepang serta ahli seismologi menanggapi hal ini dengan tegas. Mereka mengingatkan masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh ramalan yang tidak memiliki dasar ilmiah. Para ahli gempa juga menegaskan bahwa prediksi bencana alam tidak dapat dilakukan secara akurat melalui manga atau media sejenis. Pemerintah Jepang berusaha untuk menenangkan masyarakat dan meyakinkan wisatawan bahwa Jepang adalah tempat yang aman untuk dikunjungi, meskipun ada kekhawatiran yang beredar di media sosial.

Media sosial memainkan peran besar dalam menyebarkan ramalan ini. Pengguna yang tidak memeriksa kebenaran informasi dengan teliti cenderung mempercayai dan menyebarkannya lebih lanjut. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh media sosial dalam membentuk opini dan persepsi publik. Di sisi lain, peran media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang lebih terverifikasi dan menenangkan keresahan yang ada di masyarakat.

Meskipun ramalan dalam manga ini belum terbukti benar, dampaknya sudah cukup besar dalam menciptakan ketakutan yang meluas. Penting bagi masyarakat untuk belajar untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak diverifikasi. Pendidikan mengenai cara menyaring informasi yang datang dari sumber yang dapat dipercaya sangat diperlukan, terutama di era media sosial yang sangat cepat menyebarkan informasi, baik yang benar maupun yang salah.

Jepang harus mengatasi tantangan ini dengan terus mengedukasi masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya mengambil langkah-langkah yang rasional, meskipun di tengah kekhawatiran yang mungkin muncul akibat ramalan-ramalan seperti ini.