Misteri Pusaka Tali Sangka – Bagian 2: Ikatan yang Tak Terputus
Setelah Damar berhasil membawa pulang Keris Tali Sangka dari gua yang tersembunyi di kaki Gunung Karungrang, segala sesuatu di dunia nyata mulai terasa berbeda. Pada malam yang sama, ketika ia memasuki rumahnya di desa Kedungjati, udara di sekitarnya terasa lebih berat, seolah ada sesuatu yang mengawasi setiap langkahnya. Damar memegang keris itu erat-erat, merasakan energi yang mengalir dari hulu keris yang berbentuk simpul tali.
Sewaktu ia meletakkan keris itu di atas meja kayu di rumahnya, tiba-tiba cahaya yang lembut memancar dari dalam hulu, menerangi seluruh ruangan. Damar terkejut, merasa ada kekuatan yang menghubungkannya dengan dunia yang lebih besar dan lebih tua daripada dirinya. Seperti ada sesuatu yang mengingatkan bahwa dia telah membuka sebuah pintu yang tidak seharusnya dia sentuh.
Tidak lama kemudian, suara aneh terdengar di telinganya, bukan suara dari dunia manusia, melainkan suara yang berasal dari tempat yang jauh, tempat yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Suara itu seperti sebuah bisikan yang sangat dalam, yang mengajak Damar untuk lebih jauh memasuki dunia yang tidak tampak oleh mata biasa.
“Siapa yang berani membuka ikatan kami?” suara itu mengiang dalam pikirannya.
Damar merasa tubuhnya menjadi kaku, seolah-olah ada sesuatu yang membekukan gerakannya. Tiba-tiba, bayangan gelap muncul di hadapannya, membentuk sosok tinggi dengan mata yang bersinar merah seperti api. Sosok itu tidak berbicara, tetapi Damar bisa merasakan ketegangan yang kuat, seperti ada suatu ancaman yang begitu nyata.
“Keris itu bukan milikmu, anak manusia,” suara itu kembali terdengar, lebih dalam dan lebih mengerikan. “Tali Sangka adalah ikatan yang lebih kuat daripada darah. Siapa pun yang memegangnya harus membayar harga.”
Rasa takut mulai menjalar dalam diri Damar, tetapi dorongan untuk memahami kebenaran yang tersembunyi lebih besar daripada rasa takutnya. Ia mencoba mengingat kata-kata Kyai Giriwasesa dan Nyi Agung Purnama yang pernah memperingatkannya tentang takdir yang terikat dengan keris ini.
Namun, saat itulah Damar mulai merasakan sesuatu yang lain—sesuatu yang membuatnya tidak bisa berpaling. Dalam sekejap, ia seperti terhisap ke dalam sebuah dunia lain. Semua yang ada di sekitarnya mulai menghilang, dan ia berada di tengah hutan yang sangat lebat, dipenuhi oleh suara-suara aneh yang datang dari segala arah. Pohon-pohon raksasa berdiri tegak, seakan menghalangi cahaya dari bulan.
Di antara pepohonan itu, sebuah sosok misterius muncul. Sosok itu mengenakan pakaian kuno, dengan wajah yang hampir tak terlihat karena tertutup oleh jubah hitam. Dengan gerakan yang sangat lambat, sosok itu mendekat ke arah Damar, menyentuh tangannya dengan lembut.
“Kau telah membuka pintu yang sudah terkunci lama, Damar Tunjung. Sekarang kau harus siap menghadapi ikatan yang terjalin sejak lama,” suara itu terdengar lagi, lebih tenang namun penuh tekanan.
Damar merasa ada kekuatan yang sangat besar mengalir melalui dirinya. Ia tidak tahu apakah ini adalah kenyataan atau mimpi, tetapi yang pasti, dunia yang ia kenal kini terasa sangat jauh. Dengan keris Tali Sangka di tangannya, ia tahu bahwa perjalanan yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Kembali ke Kedungjati, Damar kini menjadi orang yang berbeda. Ia merasakan ikatan antara dirinya dan keris itu semakin kuat. Setiap kali ia memegang keris tersebut, bayangan-bayangan dari dunia lain mulai muncul, mengganggu pikirannya dan menguji keberaniannya. Tanpa ia sadari, keris itu mulai mempengaruhi jalan hidupnya—tak hanya tubuhnya, tetapi juga pikirannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Damar semakin menemukan bahwa Tali Sangka adalah lebih dari sekadar benda mati. Keris ini adalah entitas yang hidup, dengan kekuatan untuk menghubungkan dunia manusia dengan dunia roh. Setiap orang yang berani mencarinya, akan terikat pada kekuatan tak terlihat yang mengawasi mereka.
Di dalam perjalanan selanjutnya, Damar bertemu dengan Suryo Wicaksono, seorang tabib tua yang sudah lama tinggal di desa Kedungjati. Suryo, yang diketahui memiliki pengetahuan tentang dunia gaib, mulai mengungkapkan rahasia tentang Tali Sangka.
“Keris itu sudah ada sejak zaman leluhur kita. Tidak semua orang bisa memegangnya, karena ikatan yang terjalin dengannya tidak bisa diputus begitu saja. Kau sekarang sudah menjadi bagian dari sejarah itu, Damar. Keris itu memilihmu, dan kau tidak bisa mundur lagi.”
Namun, meskipun Damar kini tahu bahwa takdirnya sudah terikat pada keris Tali Sangka, ia merasa terperangkap dalam lingkaran takdir yang lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.
Bagaimana kekuatan keris itu akan mempengaruhi hidup Damar selanjutnya?
Apakah ia mampu menghadapinya atau justru akan terseret lebih dalam ke dalam dunia yang tidak bisa ia kendalikan? Perjalanan Damar dan rahasia keris Tali Sangka akan segera terungkap dalam kisah ini.