ini berarti kita punya peran lebih aktif: mendukung artis bukan hanya dengan klik, tapi dengan membeli langsung karya mereka, hadir di konser, atau sekadar menyebarkan musik mereka di lingkaran pertemanan.
Fenomena musisi yang ramai-ramai meninggalkan Spotify menunjukkan satu hal penting: musik masih punya nurani. Di tengah industri yang semakin algoritmik, ada musisi yang berani bilang “tidak” meski harus melawan arus besar.
Jadi, kalau besok kamu mencari lagu favoritmu dan tidak menemukannya di Spotify, jangan langsung kecewa. Bisa jadi itu cara musisi tersebut bicara, bukan dengan nada, tapi dengan sikap. Mereka ingin kita tahu: musik ini dibuat untuk manusia, bukan mesin, apalagi perang.