Perbedaan Puasa Asyura dan Tasu’a di Bulan Muharram, Berikut Keutamaan dan Bacaan Niat Lengkap
Pinterpedia.com – Puasa Asyura dan Tasu’a adalah dua ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, khususnya pada bulan Muharram. Keduanya memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Muslim yang melaksanakannya. Namun, meskipun keduanya dilakukan pada bulan yang sama, ada perbedaan mendasar antara kedua puasa ini. Selain itu, ada bacaan niat yang perlu diperhatikan untuk memastikan sahnya ibadah ini. Mari kita simak perbedaan, keutamaan, dan bacaan niat puasa Asyura dan Tasu’a secara lengkap.
Perbedaan Puasa Asyura dan Tasu’a
Puasa Tasu’a dilakukan pada tanggal 9 Muharram, sementara puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Keduanya adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Puasa Tasu’a mengacu pada puasa yang dilakukan pada hari kesembilan bulan Muharram, sementara Asyura dilakukan pada hari kesepuluh.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelumnya (Tasu’a) atau sehari sesudahnya (11 Muharram).” (HR Ahmad)
Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, atau jika memungkinkan, bisa juga pada tanggal 10 dan 11 Muharram, guna membedakan puasa umat Islam dengan puasa yang dilakukan oleh kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a
Puasa Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Dengan berpuasa pada hari Asyura, seorang Muslim dapat mendapatkan pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukannya selama setahun sebelumnya. Oleh karena itu, puasa ini dianggap sebagai ibadah yang sangat utama dan bermanfaat.
Sementara itu, puasa Tasu’a juga memiliki keutamaan, meskipun tidak sebesar puasa Asyura. Namun, berpuasa pada tanggal 9 Muharram tetap dianjurkan untuk mendapatkan pahala yang besar. Sebagai tambahan, puasa Tasu’a ini juga memberikan kesempatan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan umat Islam untuk membedakan puasa mereka dengan kaum Yahudi.
Bacaan Niat Puasa Asyura dan Tasu’a
Untuk memastikan ibadah puasa sah, sangat penting untuk melafalkan niat puasa. Berikut adalah bacaan niat puasa Tasu’a dan Asyura:
Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram)
• Arab:
“Nawaitu shauma Tâsû’â-a sunnatan lillâhi ta’âlâ”
• Latin:
“Saya berniat puasa sunnah Tasu’a karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Asyura (10 Muharram)
• Arab:
“Nawaitu shauma ‘Âsyûrâ-a sunnatan lillâhi ta’âlâ”
• Latin:
“Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Niat ini bisa dilafalkan pada malam hari atau di pagi hari sebelum fajar, dengan ketentuan bahwa seseorang belum makan atau minum sejak terbit fajar. Mengingat niat adalah bagian penting dalam ibadah puasa, pastikan untuk melafalkan niat dengan tulus dan penuh keikhlasan.
Berikut Manfaat Puasa Tasu’a dan Asyura
Selain menghapus dosa setahun yang lalu, puasa Tasu’a dan Asyura juga membawa manfaat lainnya, seperti:
• Mendekatkan diri kepada Allah: Kedua puasa ini adalah bentuk ibadah yang mendekatkan seorang Muslim kepada Sang Pencipta.
• Memperoleh pahala besar: Puasa ini memberi pahala yang besar dan merupakan bentuk syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya.
• Mengajarkan rasa empati: Puasa Asyura juga mengingatkan kita akan perjuangan Nabi Musa dan umatnya yang diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir’aun. Ini mengajarkan kita untuk lebih bersyukur dan memahami penderitaan orang lain.
Perbedaan antara puasa Asyura dan Tasu’a, serta keutamaan yang terkandung di dalamnya, memberikan gambaran tentang betapa besarnya manfaat puasa ini bagi umat Islam. Dengan niat yang benar dan pemahaman yang tepat, puasa ini bisa menjadi kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.