Pinterpedia.com – Bertamu tanpa janjian itu ibarat makan bakso pakai nasi. Ada yang menganggap enak dan sah-sah saja, ada juga yang bilang itu dosa sosial kelas berat. Dulu orang tua kita santai saja kalau tetangga atau saudara mendadak nongol di depan rumah. Sekarang, sekali ada teman muncul tanpa kabar, rasanya kayak dikejutkan debt collector. Pertanyaannya, apakah tradisi mampir spontan ini masih bisa dijalankan tanpa bikin tuan rumah pasang muka kaku.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tradisi Lama vs Gaya Hidup Sekarang

Kalau flashback ke tahun 90-an, anak-anak masih bebas main ke rumah temannya tanpa perlu konfirmasi. Cukup teriak dari depan pagar “Woy main yuk,” dan selesai. Itu sudah jadi kode universal. Tapi setelah ponsel pintar merajai dunia, logika berubah. Bertamu harus dikasih heads-up dulu. Minimal WhatsApp singkat “lagi di rumah ga” atau “boleh mampir sebentar.” Tanpa itu, orang bisa merasa privasinya dijajah.

Fenomena ini sering dibahas di Twitter dan TikTok. Ada yang bilang “main dadakan itu bukti akrab,” tapi ada juga yang nyinyir “gue bisa panic cleaning seketika kalau ada tamu mendadak.” Konfliknya jelas. Satu kubu merindukan kehangatan spontanitas, kubu lain mengutamakan ketenangan ruang pribadi.

Cek Story Medsosnya

Main tanpa janjian itu bukan berarti asal seruduk. Ada ilmunya. Perhatikan dulu tanda-tanda. Misalnya teman update story Instagram lagi rebahan di kamar dengan caption bosan. Itu lampu hijau. Tapi kalau dia baru posting tugas menumpuk atau wajah kusut dengan kopi di samping laptop, jangan sok nekat.

Di era digital, jejak online bisa jadi petunjuk keadaan orang. Bahkan sesimpel status WhatsApp “sibuk” atau “jangan diganggu” sudah

Halaman:
1 2 3