jelas larangan keras. Intinya, spontan boleh, tapi tetap ada seni membaca situasi.
Jika Bisa Bawa Oleh-Oleh
Kalau memang sudah yakin mau mampir, ada baiknya nggak datang seperti sales asuransi. Bawalah sesuatu, sekecil apapun. Pisang goreng dari warung depan, es teh manis dingin, atau camilan receh yang bisa jadi alasan obrolan. Dengan begitu, kehadiranmu tidak cuma mengisi kursi ruang tamu tapi juga menambah suasana.
Tradisi bawa sesuatu kecil ini bukan sekadar basa-basi. Ia adalah simbol niat baik. Tuan rumah merasa dihargai, kamu pun terlihat bukan numpang nyaman doang.
Datang di Waktu Bertamu yang Tepat
Ada jam-jam aman untuk main mendadak. Biasanya sore hari akhir pekan atau habis magrib kalau di kampung. Kalau di kota, pilih sore hari setelah jam kerja atau siang bolong saat weekend. Jangan sekali-kali nekat mampir jam 10 malam kecuali kamu memang sahabat karib level darah dan daging.
Waktu adalah faktor sensitif. Salah jam, kedatanganmu bisa dianggap teror. Benar jam, bisa jadi momen nostalgia yang hangat.
Jangan Mampir Berlama-Lama
Main mendadak harus tahu diri. Kalau tuan rumah kelihatan kaget atau canggung, jangan dipaksa lama-lama. Sapa sebentar, ngobrol seperlunya, lalu pamit dengan elegan. Tanda sederhana bahwa waktumu sudah habis biasanya bisa terbaca dari bahasa tubuh. Misalnya tuan rumah mulai sering lihat jam, atau mulai sibuk beberes piring yang sebenarnya masih bersih.
Ingat, semakin singkat kunjunganmu, semakin besar kemungkinan tuan rumah merasa kunjungan itu menyenangkan.
Tetap Sopan Saat Bertamu ke Rumah Orang
Cara mengetuk pintu pun menentukan. Jangan jedor-jedor kayak petugas satpol PP. Cukup ketukan ramah, disertai senyum tulus begitu


