Ilustrasi Fenomena Aphelion (Freepik)
Dunia

Aphelion 2025, Fenomena Bumi Terjauh dari Matahari yang Dapat Mempengaruhi Cuaca

Pinterpedia.com – Pada tanggal 3 Juli 2025 kemarin, Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari, sebuah fenomena yang dikenal sebagai aphelion. Fenomena ini terjadi setiap tahun sebagai bagian dari orbit Bumi yang berbentuk elips. Namun, meskipun aphelion membawa beberapa perubahan kecil dalam aspek teknis, banyak yang bertanya-tanya, apakah fenomena ini benar-benar mempengaruhi cuaca di Bumi, terutama di Indonesia? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut, dengan memberikan penjelasan detail tentang aphelion 2025 dan dampaknya terhadap cuaca serta kehidupan kita sehari-hari.

Apa Itu Aphelion?

Aphelion adalah titik dalam orbit Bumi yang terletak pada jarak terjauh dari Matahari. Setiap tahun, Bumi mencapai posisi ini sekitar awal bulan Juli. Pada tahun 2025, aphelion akan terjadi pada 3 Juli pukul 15:54 EDT (pukul 02:54 WIB), dengan jarak sekitar 152.087.738 kilometer dari Matahari. Fenomena ini adalah bagian dari siklus orbit tahunan yang mengikuti lintasan elips, yang membuat jarak Bumi dengan Matahari tidak konstan sepanjang tahun.

Orbit elips ini menyebabkan Bumi memiliki dua titik penting, yaitu perihelion (titik terdekat dengan Matahari) dan aphelion (titik terjauh). Meskipun kedengarannya aphelion ini dapat menyebabkan perubahan besar, kenyataannya, pengaruhnya terhadap cuaca atau suhu di Bumi sangat kecil.

Apakah Aphelion Mempengaruhi Cuaca di Indonesia?

Meskipun aphelion mengindikasikan jarak Bumi yang terjauh dari Matahari, fenomena ini tidak mempengaruhi cuaca atau suhu secara signifikan. Salah satu alasan utama adalah karena pengaruh jarak Bumi dengan Matahari pada suhu atau cuaca lebih ditentukan oleh musim-musim dan pola angin yang terjadi di atmosfer, bukan hanya posisi Bumi dalam orbit.

Baca  Cek Harga 10 Sepatu Termahal di Dunia, Ada Air Jordan Salah Satunya

Di Indonesia, fenomena cuaca dingin yang sering terjadi pada bulan Juli hingga Agustus lebih disebabkan oleh angin muson timur yang datang dari arah Australia. Angin ini membawa udara kering dan dingin yang mempengaruhi suhu di banyak daerah Indonesia. Oleh karena itu, meskipun Bumi berada di titik aphelion, pengaruh terhadap suhu tidak sebesar yang dibayangkan.

Berikut Dampak Aphelion terhadap Bumi

Walaupun tidak terlalu berpengaruh pada suhu atau cuaca secara keseluruhan, aphelion tetap membawa beberapa dampak yang dapat diamati secara teknis, meskipun dampaknya sangat kecil:

1. Perubahan Intensitas Cahaya Matahari

Saat Bumi berada di titik aphelion, jaraknya dari Matahari lebih jauh, yang berarti intensitas cahaya yang diterima Bumi sedikit berkurang. Namun, perbedaan ini sangat kecil dan tidak berpengaruh besar terhadap suhu global. Bumi tetap menerima energi dari Matahari yang cukup untuk mendukung kehidupan.

2. Perubahan Diameter Matahari

Karena Bumi berada lebih jauh dari Matahari, diameter Matahari yang terlihat dari Bumi sedikit lebih kecil. Hal ini hanya terjadi dalam skala yang sangat kecil—sekitar 1,68% lebih kecil dibandingkan saat Bumi berada di perihelion (titik terdekat dengan Matahari).

3. Kecepatan Orbit Bumi

Bumi bergerak lebih lambat dalam orbitnya saat berada di aphelion. Meskipun perbedaan ini ada, kecepatannya tidak cukup besar untuk memengaruhi panjang hari secara signifikan.

Fenomena aphelion 2025 adalah peristiwa tahunan yang terjadi ketika Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari. Meskipun fenomena ini menyebabkan perubahan kecil pada intensitas cahaya Matahari dan kecepatan orbit Bumi, pengaruhnya terhadap suhu atau cuaca di Bumi, khususnya di Indonesia, sangat kecil dan tidak signifikan. Perubahan suhu yang terjadi pada bulan Juli hingga Agustus lebih dipengaruhi oleh angin muson timur dan bukan karena aphelion itu sendiri. Oleh karena itu, meskipun aphelion adalah fenomena menarik, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari kita, terutama cuaca, tidaklah besar.