Kesehatan

Pentingnya Memahami Status Gizi Anak untuk Mencegah Stunting dan Wasting

Pinterpedia.com – Status gizi anak sering kali dianggap sepele, padahal ini adalah salah satu faktor yang paling penting untuk menentukan bagaimana anak tumbuh dan berkembang. Kita sering mendengar istilah “stunting” dan “wasting” yang sering dikaitkan dengan masalah gizi. Tapi, tahukah kamu kalau masalah ini sebenarnya bisa dicegah jika kita paham betul apa itu status gizi dan bagaimana cara memantau serta memperbaikinya? Yuk, kita bahas lebih dalam kenapa penting banget untuk memahami status gizi anak agar kita bisa mencegah gangguan pertumbuhan seperti stunting dan wasting.

Stunting dan Wasting Apasih Bedanya?

Mungkin banyak dari kita yang sering dengar tentang stunting, tapi mungkin masih belum tahu betul apa bedanya dengan wasting. Stunting itu kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang kurang dibandingkan anak seusianya karena kekurangan gizi dalam jangka panjang. Sementara wasting itu lebih kepada berat badan anak yang sangat rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan mereka, sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi akut atau infeksi berulang.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 21,6%. Ini artinya, banyak anak-anak yang tumbuh dengan gangguan fisik dan perkembangan yang bisa berdampak panjang. Dampak dari stunting dan wasting bukan cuma soal fisik, tapi juga bisa mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan belajar mereka. Menurut UNICEF (2021), anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap kesulitan belajar dan punya peluang lebih kecil untuk berhasil secara akademis.

Penyebab Status Gizi Buruk pada Anak

Kenapa sih ada anak yang mengalami stunting dan wasting? Penyebab utamanya adalah kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Ini bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya pola makan yang tidak seimbang, kekurangan asupan protein, vitamin, dan mineral, atau kurangnya akses terhadap makanan bergizi.

Baca  Detoks Tubuh ala Perokok, Simak 9 Makanan yang Bisa Kurangi Efek Buruk Nikotin

Selain itu, infeksi seperti diare yang sering terjadi pada anak-anak juga berkontribusi pada masalah ini. Ketika anak mengalami infeksi berulang, tubuh mereka tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik, yang pada akhirnya memperburuk status gizi mereka. Studi yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa masalah gizi pada anak bisa semakin buruk jika tidak ada intervensi dini, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, yang merupakan periode krusial dalam tumbuh kembang anak.

Cara Menilai Status Gizi Anak Secara Sederhana

Gimana cara mengetahui kalau anak kita mengalami masalah gizi seperti stunting atau wasting? Menilai status gizi anak sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang cukup sederhana, yaitu menggunakan pengukuran antropometri seperti pengukuran tinggi badan dan berat badan.

Jika tinggi badan anak berada di bawah standar yang seharusnya untuk usia mereka, ini bisa menjadi indikasi stunting. Begitu juga dengan berat badan anak yang terlalu rendah untuk tinggi badan mereka, bisa jadi anak tersebut mengalami wasting. Di rumah, orang tua bisa memantau ini secara rutin, tapi tentu saja, untuk pemeriksaan yang lebih akurat, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke tenaga medis seperti dokter atau posyandu.

Pentingnya Pemberian Makanan Bergizi dan Akses Sanitasi

Untuk mencegah stunting dan wasting, pemberian makanan bergizi seimbang adalah kunci utama. Anak membutuhkan asupan yang kaya akan karbohidrat, protein, lemak sehat, serta mikronutrien seperti zat besi dan vitamin A. American Academy of Pediatrics (2019) menyarankan agar makanan yang diberikan kepada anak mengandung berbagai macam sayuran, buah-buahan, serta protein dari sumber yang berbeda seperti ikan, daging tanpa lemak, telur, dan kacang-kacangan.

Selain itu, faktor kebersihan juga sangat penting. Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik bisa mencegah infeksi yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi. Jika anak sering sakit, terutama diare, maka tubuhnya tidak bisa menyerap makanan dengan baik. Oleh karena itu, pastikan anak-anak memiliki akses ke air bersih dan lingkungan yang bebas dari kuman.

Baca  Minum Jus Seledri Selama Seminggu, Berikut Hasil dan Efek Sampingnya

Intervensi Dini untuk Mencegah Gangguan Pertumbuhan

Mencegah gangguan pertumbuhan sejak dini jauh lebih mudah daripada mengobatinya setelah masalahnya semakin parah. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda gangguan gizi pada anak secepat mungkin. Jika anak terlihat tidak tumbuh sesuai dengan usia, atau jika mereka tidak mendapatkan cukup nutrisi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, serta pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi sejak usia 6 bulan. Langkah ini bisa membantu anak memenuhi kebutuhan gizi mereka di tahap awal kehidupannya.

Stunting dan wasting tidak hanya jadi masalah gizi, tapi juga masalah bagi masa depan anak itu sendiri. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dan lebih mudah mengalami masalah kesehatan di kemudian hari. Mereka juga bakal lebih rentan terhadap penyakit apapun, bahkan sering banget terserang flu. Oleh karena itu, memahami dan memantau status gizi anak sangat penting untuk memastikan mereka tumbuh dengan optimal, baik secara fisik maupun mental. Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa memberikan perawatan yang lebih baik dan memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan cerdas.