Mitokondria Bukan Cuma ‘Dapur Energi’—Terapi Baru Ini Bisa Lawan Alzheimer & Autoimun!
Mitokondria dikenal sebagai organel penghasil energi utama dalam sel. Namun, temuan terbaru pada tahun 2025 menunjukkan bahwa peran mitokondria jauh melampaui itu—mulai dari pengaturan imun hingga neuroplastisitas. Artikel ini mengulas kemajuan terbaru dalam terapi berbasis mitokondria dan potensinya dalam penanganan penyakit kompleks seperti inflamasi kronis, Alzheimer, hingga sindrom metabolik.
1. Molekul PZL-A: Pemulih DNA Mitokondria
Penelitian dari Universitas Gothenburg menemukan molekul PZL-A yang mampu memperbaiki kerusakan DNA mitokondria. Ini penting untuk pasien dengan mutasi genetik pada gen mitokondria seperti POLG.
• Efek Klinis: Meningkatkan produksi ATP dan menstabilkan fungsi seluler.
• Target Terapi: Sindrom Leigh, MELAS, dan penyakit mitokondria lainnya.
2. SLU-PP-332: Aktivator Metabolisme Seluler
Senyawa ini bekerja sebagai agonis reseptor Estrogen-Related Receptor (ERR), yang mengatur ekspresi gen mitokondria.
• Manfaat: Meningkatkan efisiensi metabolisme energi, memperbaiki fungsi otot, dan menunda penuaan sel.
• Potensi Aplikasi: Sindrom metabolik, obesitas, dan penyakit neurodegeneratif.

3. Mitokondria dan Fungsi Otak Sosial
Studi dari Virginia Tech menyoroti pentingnya mitokondria di hippocampus (area CA2) dalam proses memori sosial.
• Implikasi Klinis: Dapat dikembangkan sebagai terapi untuk autisme dan gangguan neurokognitif.
• Mekanisme: Regulasi sinyal metabolik dan neuroplastisitas berbasis energi.
4. Target Mitokondria dalam Terapi Inflamasi
Northwestern University menemukan bahwa disfungsi mitokondria pada sel imun (seperti makrofag) memicu peradangan kronis.
• Pendekatan Baru: Modifikasi bioenergetik untuk mengontrol respon imun.
• Potensi Terapi: Autoimun, lupus, rheumatoid arthritis.
5. Terapi Transplantasi Mitokondria
Metode ini melibatkan transfer mitokondria sehat ke jaringan yang mengalami disfungsi.
• Efektivitas: Meningkatkan viabilitas dan regenerasi jaringan.
• Kontroversi: Potensi penyalahgunaan dalam peningkatan performa atletik (doping biologis).
Kemajuan teknologi dan penelitian mitokondria di tahun 2025 menandai babak baru dalam dunia kedokteran regeneratif dan terapi presisi. Terapi-terapi ini belum seluruhnya memasuki tahap klinis, namun prospeknya menjanjikan untuk pengobatan penyakit kompleks yang selama ini sulit ditangani.