Pinterpedia.com – Apakah Anda sering merasa sakit kepala yang datang tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, atau merasakan mual dan pusing, meskipun tidak ada gangguan fisik yang ditemukan? Jika ya, Anda mungkin sedang mengalami gejala psikosomatis. Gejala ini sering membingungkan karena tubuh kita memberikan sinyal fisik yang seolah-olah berasal dari penyakit fisik, namun ketika diperiksa secara medis, tidak ditemukan penyebab yang jelas. Hal ini sangat sering terjadi pada remaja yang berada di bawah tekanan sosial dan akademik yang cukup tinggi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Psikosomatis sendiri adalah kondisi di mana stres atau masalah emosional mempengaruhi tubuh fisik. Dari sakit perut yang misterius hingga nyeri otot yang tiba-tiba, gejala-gejala ini sering kali diabaikan atau tidak dikenali dengan baik. Sebelum memutuskan untuk pergi ke dokter, berikut adalah 7 cara mengecek gejala psikosomatis yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengetahui apakah gejala tersebut berasal dari stres atau masalah psikologis.


1. Kenali Hubungan Antara Pikiran dan Gejala Fisik Anda

Gejala psikosomatis sering kali berhubungan dengan kondisi psikologis yang tidak terselesaikan. Stres, kecemasan, atau depresi dapat memengaruhi tubuh kita dengan cara yang sangat nyata. Misalnya, Anda mungkin merasa sakit kepala yang datang setelah ujian, atau nyeri punggung setelah berbicara dengan seseorang yang membuat Anda stres.

Menurut American Psychological Association (APA), stres dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon seperti kortisol, yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan ketegangan otot. Jika Anda mulai merasakan gejala fisik setelah mengalami stres emosional atau kecemasan, itu bisa menjadi indikasi bahwa masalah mental Anda sedang mempengaruhi tubuh secara langsung.

Apa yang perlu dilakukan? Cobalah untuk memeriksa apakah gejala fisik Anda muncul setelah momen stres atau kecemasan. Misalnya, jika Anda merasa sakit perut atau mual setelah merasa cemas tentang ujian atau tekanan sosial, ini mungkin merupakan reaksi psikosomatis yang dipicu oleh perasaan Anda.


2. Perhatikan Pola Tidur dan Nafsu Makan Anda

Stres tidak hanya mempengaruhi fisik Anda, tetapi juga pola tidur dan makan Anda. Banyak orang yang mengalami gejala psikosomatis juga mengalami gangguan tidur—baik insomnia atau tidur berlebihan. Kecemasan dan tekanan bisa mengganggu kualitas tidur seseorang, yang pada gilirannya memperburuk gejala fisik yang dirasakan.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine, kecemasan dan stres dapat mengganggu pola tidur, yang kemudian meningkatkan tingkat kelelahan, nyeri otot, dan bahkan gangguan pencernaan. Begitu juga dengan pola makan, stres bisa menyebabkan Anda makan lebih banyak atau bahkan kehilangan nafsu makan.

Apa yang harus diperhatikan? Jika Anda merasa sangat cemas dan mulai mengabaikan pola makan atau tidur Anda, itu bisa jadi sinyal dari tubuh Anda bahwa ada ketidakseimbangan yang perlu ditangani. Cobalah untuk memperhatikan apakah Anda mulai merasa lebih lelah dari biasanya atau apakah pola makan Anda berubah setelah stres meningkat.


3. Tanyakan Apakah Gejala Tidak Terhubung dengan Penyakit Fisik

Jika Anda telah menjalani pemeriksaan medis dan gejala Anda tidak dapat dijelaskan dengan penyakit fisik yang jelas, itu bisa jadi gejala psikosomatis. Misalnya, sakit kepala yang terus-menerus meskipun tidak ada masalah kesehatan yang ditemukan, atau sakit perut yang datang tanpa adanya infeksi atau gangguan lainnya.

Berdasarkan penjelasan dari Mayo Clinic, gejala psikosomatis sering kali muncul sebagai respons tubuh terhadap stres dan perasaan tidak nyaman yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis fisik. Sering kali, gejala-gejala ini lebih terkait dengan faktor emosional yang dipendam, yang mempengaruhi kondisi fisik kita.

Apa yang harus dilakukan? Jika setelah menjalani pengobatan atau pemeriksaan medis tidak ada penjelasan fisik untuk gejala Anda, pertimbangkan kemungkinan adanya faktor emosional yang menjadi penyebabnya. Anda mungkin perlu berbicara dengan seorang profesional untuk menggali lebih dalam penyebab emosional dari gejala yang muncul.


4. Amati Gejala yang Muncul Setelah Konflik atau Tekanan Sosial

Gejala psikosomatis sering kali dipicu oleh stres atau konflik, baik itu di sekolah, keluarga, atau hubungan sosial. Ketika seseorang menghadapi tekanan emosional, baik yang disadari atau tidak, tubuh bisa bereaksi dengan gejala fisik, seperti sakit perut, pusing, atau kelelahan.

Sebagai contoh, banyak remaja yang merasakan gejala psikosomatis setelah ujian yang penting atau setelah bertengkar dengan teman dekat. Tekanan sosial dan akademik dapat memicu gejala yang terkait dengan stres, yang jika tidak ditangani dengan baik, bisa berlanjut dalam bentuk gangguan fisik.

Cara mengenalinya? Perhatikan apakah gejala fisik Anda sering muncul setelah Anda terlibat dalam situasi stres atau konflik. Jika ya, kemungkinan besar itu adalah gejala psikosomatis yang dipicu oleh perasaan emosional.


5. Rasakan Jika Gejala Muncul Secara Tiba-Tiba dan Tanpa Alasan Jelas

Gejala psikosomatis bisa datang begitu saja tanpa peringatan. Anda mungkin merasa pusing atau mual tiba-tiba tanpa ada alasan fisik yang jelas. Gejala ini bisa sangat mengganggu karena datang tanpa penjelasan yang memadai dan bisa berlangsung cukup lama.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychosomatic Research, stres yang terpendam dapat memengaruhi tubuh secara fisik tanpa gejala penyakit yang jelas. Gejala fisik ini mungkin muncul pada waktu yang tidak terduga, dan semakin lama tidak diatasi, semakin parah dampaknya.

Apa yang perlu dicatat? Jika gejala fisik muncul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas dan tidak merespons pengobatan fisik, Anda perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya masalah psikologis yang mendasari gejala tersebut.


6. Cek Jika Anda Merasa Tidak Terhubung dengan Tubuh Anda

Jika Anda merasa terlepas dari tubuh Anda atau merasa tubuh Anda bekerja tanpa kendali, ini bisa menjadi tanda dari gejala psikosomatis. Banyak orang yang mengalami perasaan terpisah atau tidak terhubung dengan tubuh mereka ketika mereka menghadapi stres atau kecemasan yang mendalam. Ini sering kali disebut sebagai derealization atau depersonalization, dan bisa terjadi sebagai bagian dari gangguan psikosomatis.

Jika Anda merasa seperti tubuh Anda sedang berjalan sendiri atau seolah-olah Anda tidak sepenuhnya merasa apa yang terjadi pada tubuh Anda, ini bisa menjadi tanda adanya masalah psikologis yang memengaruhi fisik.


7. Jangan Abaikan Peran Stres dalam Kesehatan Fisik

Stres adalah salah satu penyebab utama dari gejala psikosomatis, dan mengabaikannya bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Jika Anda merasa stres berlebihan dan gejala fisik terus berlanjut, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang profesional. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai gejala fisik yang menyulitkan.

Berdasarkan American Psychological Association, teknik manajemen stres seperti meditasi, latihan pernapasan, dan olahraga bisa membantu mengurangi dampak negatif stres pada tubuh. Jangan ragu untuk mencari dukungan jika merasa gejala psikosomatis mengganggu kualitas hidup Anda.

Gejala psikosomatis bisa sangat membingungkan, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik, Anda bisa mulai mengidentifikasinya lebih awal. Mengenali hubungan antara kondisi emosional dan gejala fisik yang Anda alami adalah langkah pertama yang penting. Jika gejala Anda terus berlanjut dan tidak ada penjelasan medis yang jelas, berbicara dengan seorang profesional bisa menjadi langkah yang bijak untuk mendapatkan perawatan yang lebih tepat.

Dengan mengenali tanda-tanda awal dan mencari bantuan, Anda dapat mengatasi gejala psikosomatis sebelum mereka mempengaruhi kualitas hidup Anda lebih jauh.