mereka yang tidurnya cukup. Dampaknya bisa berupa penurunan daya ingat, sulit berkonsentrasi, bahkan meningkatnya risiko demensia di masa tua.
Efek Nyata di Kehidupan Sehari-Hari
Kalau kamu sering insomnia, mungkin sudah mulai merasakan hal-hal berikut:
•Wajah kusam – karena produksi kolagen menurun saat tidur terganggu.
•Mudah lelah – tubuh tidak sempat melakukan perbaikan otot dan jaringan.
•Makan berlebih – insomnia mengacaukan hormon lapar, sehingga mudah ngemil malam.
•Sulit fokus – otak tidak mendapat waktu optimal untuk “membersihkan” racun metabolik.
Efek-efek ini mungkin terlihat biasa saja, tapi kalau dibiarkan bertahun-tahun bisa berujung pada penuaan dini, obesitas, hingga penyakit metabolik seperti diabetes.
Hal-hal Penting yang Perlu Dilakukan
1.Tetapkan jam tidur tetap – biasakan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari.
2.Hindari layar sebelum tidur – cahaya biru dari ponsel bisa menghambat hormon tidur (melatonin).
3.Ciptakan suasana nyaman – kamar sebaiknya tenang, gelap, dan sejuk.
4.Kelola stres – teknik pernapasan atau meditasi bisa membantu menenangkan pikiran.
5.Cari bantuan profesional – jika insomnia berlangsung lebih dari tiga bulan, sebaiknya konsultasi ke dokter.
Menurut American Academy of Sleep Medicine, terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I) adalah metode paling efektif dan aman dibanding hanya mengandalkan obat tidur.
Insomnia memang sering dianggap masalah sepele. Tapi riset ilmiah menunjukkan, ia bisa mempercepat penuaan dari berbagai sisi: mulai dari DNA, otak, hingga penampilan fisik. Jadi, kalau selama ini kamu sering begadang atau sulit tidur, anggap itu sebagai sinyal tubuh yang tidak boleh diabaikan.
Tidur cukup bukan sekadar supaya besok segar, tapi juga investasi agar tubuhmu tidak menua