Ciri-Ciri Gangguan Perilaku pada Anak dan Cara Menanganinya dengan Tepat
Pinterpedia.com – Anak-anak itu pada dasarnya penuh energi dan rasa ingin tahu yang besar. Tapi, kadang-kadang mereka bisa menunjukkan perilaku yang nggak biasa, yang bisa menjadi tanda gangguan perilaku. Mungkin kamu pernah melihat anak yang sering banget melawan, susah berinteraksi, atau cenderung bertindak agresif hingga suka membully temannya, ini tentu perlu diperhatikan. Nah, gangguan perilaku seperti ini harus dihadapi dengan cara yang tepat supaya nggak berdampak buruk. Yuk, kita bahas lebih lanjut apa saja ciri-cirinya dan gimana cara menanganinya!
Ciri-Ciri Gangguan Perilaku pada Anak
Gangguan perilaku pada anak nggak selalu kelihatan secara langsung, tapi ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan secara konsisten. Berikut ini adalah beberapa ciri umum yang perlu diperhatikan:
1. Perilaku Membangkang atau Menentang Secara Terus-Menerus
Jika anak sering menentang aturan, mengabaikan permintaan sederhana, atau berbicara kasar ke orang tua, guru, atau orang yang lebih tua, ini bisa menjadi tanda dari Oppositional Defiant Disorder (ODD). Anak dengan ODD seringkali merasa perlu melawan otoritas di sekitarnya tanpa alasan yang jelas. Studi dari American Psychiatric Association (2013) menunjukkan bahwa pola perilaku ini dapat berkembang lebih parah jika tidak segera diatasi. Anak-anak ini biasanya sulit untuk diajak bekerja sama dan cenderung menunjukkan kemarahan yang berlebihan saat tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2. Perilaku Agresif atau Kekerasan
Gangguan seperti Conduct Disorder (CD) dapat ditandai dengan perilaku agresif atau bahkan kekerasan fisik. Anak dengan CD mungkin melakukan tindakan seperti mencuri, merusak barang, atau melukai orang lain tanpa rasa bersalah. Hasil penelitian oleh Lahey dan Waldman (2018) dalam Journal of Abnormal Child Psychology menjelaskan bahwa anak-anak dengan CD sering kali tidak merasa penyesalan atas tindakan merugikan yang mereka lakukan, yang membuat mereka sulit berhubungan dengan orang lain dan cenderung melanggar norma sosial.
3. Hiperaktif dan Kesulitan Fokus
Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering kesulitan untuk fokus dan cenderung hiperaktif. Mereka mungkin selalu bergerak, sulit duduk diam, dan mudah terganggu oleh hal-hal di sekitar mereka. Menurut National Institute of Mental Health (2020), anak-anak dengan ADHD sering kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah atau menyelesaikan tugas dengan baik, karena mereka cenderung berpindah-pindah aktivitas tanpa menyelesaikan satu pun. Kondisi ini bisa sangat mempengaruhi prestasi akademik dan hubungan sosial mereka.
4. Kecemasan Berlebihan
Gangguan kecemasan pada anak bisa ditandai dengan rasa takut yang berlebihan terhadap situasi tertentu. Anak-anak dengan gangguan ini mungkin merasa cemas saat berinteraksi dengan orang baru, berbicara di depan umum, atau mencoba hal-hal baru. Penelitian oleh Olsson dan Rapee (2007) dalam Pediatric Anxiety Disorders menunjukkan bahwa anak-anak dengan kecemasan berlebihan sering kali menghindari interaksi sosial dan aktivitas tertentu yang bisa merugikan perkembangan emosional dan sosial mereka.
5. Sulit Berinteraksi dengan Teman Sebaya
Anak-anak dengan gangguan perilaku seringkali merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman mereka. Mereka bisa menjadi sangat tertutup, tidak empatik, atau bahkan tidak tahu bagaimana cara menjaga hubungan sosial yang sehat. Menurut penelitian oleh Riggs dan Greenberg (2004) dalam Journal of Educational Psychology, hubungan sosial yang buruk ini bisa menyebabkan mereka terisolasi dari teman-teman sebaya mereka, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional mereka.
Kenapa Begitu dan Dampaknya
Setiap gangguan perilaku yang disebutkan di atas muncul karena berbagai faktor yang saling berhubungan, baik genetik, lingkungan, maupun psikologis. Ada kemungkinan anak mewarisi kecenderungan perilaku tertentu dari orang tua mereka, yang disebut sebagai faktor genetik. Namun, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi, seperti pola asuh yang tidak konsisten, trauma masa kecil, atau bahkan pengaruh buruk dari lingkungan sekitar, seperti kekerasan rumah tangga.
Barkley (2015) dalam bukunya Attention-Deficit Hyperactivity Disorder menjelaskan bahwa pola asuh yang tidak konsisten dan kurangnya pengawasan dapat memperburuk gangguan perilaku. Dampaknya pun tidak main-main. Anak dengan gangguan perilaku yang tidak ditangani dengan baik bisa menghadapi masalah serius dalam jangka panjang, seperti kesulitan di sekolah, masalah dalam berhubungan dengan teman-teman, bahkan masalah hukum saat dewasa. Gangguan tersebut juga bisa mempengaruhi perkembangan psikologis mereka, seperti rasa percaya diri yang rendah dan kesulitan mengelola emosi.
Cara Menangani Gangguan Perilaku Anak dengan Tepat
Menangani gangguan perilaku pada anak memang tidak mudah, tapi ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengatasi masalah ini. Berikut beberapa pendekatan yang terbukti efektif:
1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT)
Salah satu metode yang sangat membantu adalah CBT, yang telah terbukti efektif dalam mengatasi gangguan kecemasan dan ADHD. Melalui CBT, anak-anak diajarkan untuk mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan cara berpikir yang lebih positif. Sebagai contoh, jika seorang anak sering merasa marah, CBT membantu mereka mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat. Kendall (2012) dalam Cognitive-Behavioral Therapy for Anxiety and Depression in Children and Adolescents mengungkapkan bahwa CBT bisa membantu anak-anak mengubah respons emosional mereka terhadap situasi yang menantang.
2. Konsistensi dalam Memberi Aturan dan Penghargaan
Menetapkan aturan yang konsisten di rumah adalah hal yang sangat penting. Anak harus tahu batasan mereka dan konsekuensi yang akan didapatkan jika melanggar aturan tersebut. Selain itu, memberi penghargaan atas perilaku baik juga sangat penting. Menurut Schumann dan McInerney (2017) dalam Parenting with Love and Logic, penghargaan positif ini akan membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang baik.
3. Pengobatan Medis
Untuk anak dengan ADHD atau gangguan kecemasan, obat-obatan bisa menjadi bagian dari solusi. Obat-obatan ini membantu mengatur gejala seperti hiperaktif atau kecemasan yang berlebihan. Muenke (2017) dalam Treatment of ADHD: Medication and Non-medication Approaches menjelaskan bahwa pengobatan yang tepat dapat membantu anak mengelola gejala mereka, terutama jika digunakan bersama terapi yang mendukung.
4. Pelatihan untuk Orang Tua
Orang tua juga perlu diberi pelatihan untuk memahami cara menangani anak dengan gangguan perilaku. Ini bisa mencakup cara mengelola stres, cara memberi pengajaran tanpa berteriak, atau cara menjaga ketenangan saat anak menunjukkan perilaku yang menantang. Webster-Stratton dan Reid (2010) dalam The Incredible Years Parent Training Series menyarankan bahwa pelatihan orang tua sangat penting untuk memastikan mereka bisa menjadi pendukung terbaik bagi anak-anak mereka.
5. Lingkungan yang Mendukung
Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, baik di rumah maupun di sekolah, sangat penting. Lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang akan membantu anak merasa lebih aman dan dapat mengurangi kecemasan serta stres yang mereka alami. Menurut penelitian oleh Riggs dan Greenberg (2004), anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung akan memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.
Dengan pendekatan yang tepat, anak dengan gangguan perilaku dapat belajar mengelola emosi dan perilakunya dengan cara yang lebih positif. Jadi, jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi perkembangan yang lebih baik bagi mereka.