Pinterpedia.com – Membeli semangka di Pasar maupun Toko Buah memang menjadi tantangan tersendiri. Jika dilihat dari luar memang terlihat sama semua, berwarna hijau, berbentuk bulat, dan juga di angkat terasa berat. Tapi begitu dibelah, hasilnya kadang bisa mengecewakan sekali. Ada yang dagingnya merah segar dan manis, ada juga yang hambar atau terlalu berair. Pertanyaannya: bagaimana sih caranya biar kita nggak salah pilih?
Daftar Isi
Petani semangka sebenarnya punya trik-trik khusus dan sederhana yang bisa dipraktikkan siapa saja. Rahasia ini bukan mitos pasar, melainkan hasil pengalaman mereka bertahun-tahun memanen. Yuk, kita bedah satu per satu.
1. Cari Bercak Kuning Emas di Bagian Kulit
Setiap semangka punya field spot, yaitu area yang menyentuh tanah saat buah tumbuh. Kalau bercaknya masih pucat atau putih, biasanya buah dipetik terlalu cepat. Tapi kalau bercaknya kuning keemasan, tandanya semangka matang sempurna di pohon. Menurut penelitian hortikultura dari USDA, warna ini muncul karena proses fotosintesis berhenti di bagian yang tertutup tanah, sementara gula terus terkonsentrasi di dalam daging buah. Jadi, makin pekat warnanya, makin manis hasilnya.
2. Lihat Pola Guratan Cokelat atau “Webbing”
Semangka sering punya pola seperti jaring atau guratan cokelat di kulitnya. Banyak orang mengira itu cacat, padahal justru itulah salah satu ciri semangka yang sempurna. Pola ini muncul akibat proses penyerbukan yang sukses. Semakin banyak lebah yang hinggap dan melakukan polinasi, semakin jelas guratannya. Petani percaya, semakin luas webbing, makin tinggi kadar gula di dalam daging. Jadi, jangan takut pilih semangka yang kulitnya punya “tanda tangan alam” ini.
3. Bentuk yang Simetris Lebih Menjanjikan
Kalau diperhatikan, ada semangka yang bulat sempurna, ada yang agak benjol atau miring. Bentuk yang aneh biasanya muncul karena distribusi air atau pupuk tidak merata selama pertumbuhan. Akibatnya, rasa juga kurang konsisten. Pilihlah semangka dengan bentuk bulat atau lonjong rapi, karena biasanya gula di dalamnya tersebar lebih merata.
4. Rasakan Beratnya, Harus Lebih dari Perkiraan
Ini trik klasik tapi sering diremehkan. Ambil dua semangka dengan ukuran mirip, lalu bandingkan beratnya. Pilih yang terasa lebih berat. Logikanya sederhana: semangka manis penuh dengan air dan gula, sehingga lebih padat. Jika buah terasa enteng, kemungkinan besar dagingnya masih kurang matang atau lebih berair daripada manis.
5. Ketuk dan Dengarkan Suaranya
Teknik “knocking” memang agak tricky, tapi cukup akurat kalau terbiasa. Ketuk perlahan dengan telapak tangan atau buku jari. Jika suaranya nyaring bergema, artinya semangka sudah matang. Kalau suaranya tumpul, bisa jadi masih mentah atau terlalu lembek di dalam. Petani biasanya melatih telinganya untuk membedakan nada ini—dan kita pun bisa, asal sering mencoba.
6. Perhatikan Sugar Spot dan Bekas Lebah
Selain webbing, ada juga bintik-bintik kecil cokelat yang disebut sugar spot. Itu tanda gula sudah merembes keluar dalam jumlah kecil. Kalau ada, justru bagus, karena berarti buah menyimpan gula alami yang banyak. Beberapa petani juga menyebut adanya titik-titik hitam kecil akibat bekas sengatan lebah saat proses penyerbukan. Itu pertanda semangka tumbuh alami dengan bantuan serangga, bukan pematangan paksa.
7. Warna Kulit Hijau Tua Kusam, Bukan Mengilap
Banyak orang salah kaprah memilih semangka dengan kulit hijau mengilap. Padahal, kilap itu tanda buah masih muda. Semangka matang biasanya justru berwarna hijau tua dengan tampilan agak kusam. Garis-garis belang yang tegas juga menunjukkan proses pematangan alami. Jadi, jangan terkecoh dengan penampilan luar yang “kinclong”.
8. Cek Kondisi Tangkai
Tangkai semangka bisa jadi petunjuk paling jelas. Kalau tangkainya masih hijau segar, kemungkinan buah dipetik buru-buru sebelum matang penuh. Sebaliknya, jika tangkainya sudah kering, keriting, atau agak cokelat, tandanya semangka dibiarkan matang di pohon. Petani biasanya menunggu tangkai mengering alami sebelum memanen untuk memastikan manisnya maksimal.
9. Beli di Musim Puncaknya
Ini faktor yang sering dilupakan. Semangka adalah buah musiman. Di Indonesia, kualitas terbaik biasanya keluar saat musim kemarau, karena sinar matahari melimpah dan proses fotosintesis berjalan optimal. Jika membeli di luar musim, peluang mendapat buah yang dipaksa matang dengan metode cepat lebih besar. Jadi, kalau mau aman, belilah semangka ketika sedang musim panen raya.
Memilih semangka yang manis sebenarnya bukan perkara keberuntungan semata. Dengan memperhatikan bercak kuning, pola kulit, bentuk, berat, hingga kondisi tangkai, kita sudah bisa menebak kualitas dalamnya. Ilmu sederhana dari petani ini bisa membuat belanja semangka jadi lebih menyenangkan.
Lain kali ke pasar atau supermarket, jangan asal ambil. Luangkan waktu sebentar untuk mengecek sembilan hal tadi. Hasilnya, peluang dapat semangka manis dan segar jauh lebih besar. Ingat, semangka terbaik bukan yang paling cantik di luar, tapi yang penuh kejutan manis di dalam.