Pinterpedia.com – Kalau soal buah, jeruk sering jadi pilihan favorit karena gampang dimakan, segar, dan kaya vitamin C. Tapi masalah klasiknya selalu sama: kita nggak tahu rasanya sebelum dikupas. Pernah kan beli jeruk yang terlihat menjanjikan, tapi setelah dikupas rasanya hambar, terlalu asam, atau kering?

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Nah, supaya drama itu nggak terulang, mari belajar dari para petani. Mereka punya trik khusus yang terbukti ampuh dalam membedakan jeruk manis dari yang mengecewakan, hanya dengan melihat, mencium, atau meraba bagian luarnya. Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Warna Kulit Harus Cerah dan Konsisten

Petani biasanya memerhatikan warna jeruk sebagai tanda pertama. Jeruk manis punya kulit dengan warna cerah sesuai varietasnya. Kalau jeruk siam biasanya hijau kekuningan, sedangkan jeruk pontianak atau sunkist cenderung oranye pekat. Yang penting bukan sekadar warnanya, tapi konsistensi warnanya. Kulit yang warnanya rata biasanya menandakan buah matang merata, sehingga kadar gulanya juga lebih stabil.

Sebaliknya, jeruk dengan warna terlalu pucat atau bercak hijau tebal seringkali masih muda. Menurut ahli hortikultura dari Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika), pigmen karotenoid pada kulit jeruk berhubungan langsung dengan tingkat kemanisan buah. Jadi, warna bukan sekadar kosmetik, tapi indikator biologis.

2. Tekstur Kulit, Pilih yang Halus tapi Punya Pori Kecil

Kulit jeruk yang halus dengan pori-pori kecil biasanya lebih matang dibanding kulit yang terlalu kasar atau tebal. Petani menyebutnya “kulit mapan.” Rasanya lebih manis karena proses pematangan sudah sempurna. Kalau kulitnya terlalu kasar, seringkali jeruk masih belum siap panen.

Selain itu, jeruk dengan kulit tipis biasanya dagingnya lebih juicy. Jadi, kalau mau yang segar dan manis, coba pilih yang kulitnya tidak terlalu tebal.

3. Bobot Jeruk Harus Lebih Berat dari Ukurannya

Ini cara paling gampang: ambil dua jeruk dengan ukuran sama, lalu timbang dengan tangan. Pilih yang lebih berat. Kenapa? Karena jeruk manis penuh dengan cairan dan gula, sehingga lebih padat.

Petani sering bilang, “jeruk yang enak itu kerasa berat di tangan.” Kalau buahnya terasa ringan, kemungkinan dagingnya kering atau belum matang sempurna. Prinsip ini mirip saat memilih semangka, hanya saja jeruk lebih mudah dibandingkan karena ukurannya kecil.

4. Aromanya Harus Menggoda dan Enak

Pernah cium jeruk yang aromanya sudah terasa manis sebelum dikupas? Itu biasanya tanda bagus. Jeruk matang alami akan mengeluarkan aroma segar dari minyak atsiri yang terkandung di kulitnya.

Cara simpelnya: dekatkan buah ke hidung, cium di bagian tangkai. Kalau ada aroma jeruk yang harum, besar kemungkinan dalamnya juga manis. Kalau nggak ada bau sama sekali, kemungkinan buah masih muda.

5. Tes Sentuhan, Pilih yang Padat tapi Sedikit Lentur

Tekan perlahan permukaan jeruk dengan jari. Buah yang matang sempurna akan terasa padat tapi sedikit lentur, bukan keras kaku apalagi lembek.

Kalau terlalu keras, biasanya masih mentah. Kalau terlalu lembek, bisa jadi terlalu lama disimpan atau hampir busuk. Petani biasanya melatih jari mereka untuk menilai elastisitas ini. Bagi kita, cukup tekan dengan lembut—kalau terasa pas, kemungkinan rasanya manis.

6. Bentuk Bulat atau Sedikit Pipih Lebih Terjamin

Bentuk jeruk juga jadi petunjuk. Buah yang bulat merata atau agak pipih biasanya lebih matang dan manis. Kalau bentuknya aneh, lonjong berlebihan, atau tidak simetris, biasanya pertumbuhan tidak sempurna, entah karena kurang sinar matahari atau masalah nutrisi di tanah.

Petani percaya bahwa bentuk bulat menunjukkan proses fotosintesis dan distribusi gula dalam buah berjalan seimbang. Jadi, jangan remehkan bentuk fisik buah.

7. Cek Kondisi Tangkai dan Bagian Dasar Buah

Bagian tangkai bisa memberi petunjuk penting. Tangkai yang sudah mengering alami biasanya menandakan buah matang di pohon, bukan dipetik buru-buru.

Selain itu, coba lihat bagian dasar buah (bekas bunga). Kalau sudah sedikit cekung dan tidak menonjol, biasanya jeruk sudah matang. Petani di lapangan sering pakai cara ini untuk menentukan kapan waktu panen terbaik.

8. Belilah di Musim Panen Puncak

Faktor terakhir ini sering dilupakan pembeli. Kemanisan jeruk sangat dipengaruhi musim. Di Indonesia, jeruk paling manis biasanya dipanen pada musim kemarau, ketika sinar matahari melimpah. Semakin banyak cahaya, semakin tinggi kadar gula dalam daging buah.

Kalau membeli di luar musim, risiko mendapatkan jeruk hambar lebih besar. Jadi, selain melihat ciri fisik, perhatikan juga kapan buah itu dipanen.

Ternyata memilih jeruk manis bukan sekadar soal keberuntungan. Ada ilmunya yang bisa dipelajari dari petani. Mulai dari warna kulit, tekstur, berat, aroma, elastisitas, bentuk, hingga kondisi tangkai, semua bisa menjadi petunjuk berharga.

Lain kali ke pasar atau supermarket, jangan asal ambil jeruk yang terlihat cantik di luar. Luangkan waktu sebentar untuk mengecek delapan hal ini. Dengan begitu, peluang mendapatkan jeruk manis, segar, dan juicy akan jauh lebih besar. Jadi, nggak ada lagi cerita kecewa setelah jeruk dikupas.