sementara butiran utuh memberi gigitan renyah manis di setiap kunyahan. Kalau semuanya diparut halus, nuansa ini langsung hilang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Triknya sederhana, haluskan separuh jagung saja, sisanya biarkan utuh atau hanya dicacah kasar. Dengan begitu, adonan bisa tetap menyatu tanpa mengorbankan tekstur yang bikin bakwan jagung terasa “hidup”.

3. Adonan Tercampur Air Jagung

Nah, ini dia kesalahan paling sering terjadi dan paling bikin gagal total: adonan terlalu encer karena air jagung.

Jagung segar memang mengandung banyak air. Begitu diparut atau ditumbuk, cairannya keluar dan bercampur dengan tepung. Kalau tidak dikontrol, adonan jadi encer, susah dicetak, dan waktu digoreng menyerap minyak berlebihan. Hasilnya? Bakwan basah, lembek, dan bikin eneg.

Solusinya ada dua: pertama, peras sebagian air jagung sebelum dicampur. Kedua, sesuaikan takaran tepung dengan kondisi adonan. Tambahkan sedikit tepung beras atau tapioka agar lebih kering dan renyah. Jangan asal tuang air tambahan, cukup andalkan kelembapan alami dari jagung.

4. Bumbu Instan yang Merampas Cita Rasa

Ada orang yang berpikir, “Ah, pakai kaldu bubuk saja biar cepat gurih.” Hasilnya? Bakwan memang terasa asin, tapi hambar dan membosankan.

Bumbu segar justru kunci dari bakwan jagung yang harum dan menggoda. Bawang putih memberi aroma tajam, bawang merah menambahkan manis alami, dan daun bawang menyeimbangkan rasa. Bahkan sedikit cabai rawit bisa membuat bakwan terasa lebih hidup.

Jangan malas mengulek bumbu segar. Selain rasa lebih dalam, aromanya juga lebih menggoda. Kaldu bubuk boleh dipakai, tapi hanya sebagai pendukung, bukan sebagai pemain utama.

5. Minyak Goreng yang Suhunya Nggak Stabil

Menggoreng bakwan jagung itu tricky karena jagung

Halaman:
1 2 3 4