5. Jangan Takut Makan Malam
Banyak mitos bilang makan malam bikin gemuk. Faktanya, yang bikin masalah bukan “jamnya”, tapi porsinya dan jenis makanannya. Kalau kamu sibuk seharian dan baru sempat makan malam, pilih makanan ringan tapi bergizi: sup sayur dengan telur, atau nasi merah dengan ikan bakar.
Kuncinya: hindari makan terlalu dekat dengan jam tidur. Beri jeda minimal 2 jam supaya tubuh sempat mencerna.
Mindset Baru: Dengarkan Tubuhmu
Tubuh sebenarnya punya alarm alami: rasa lapar, kenyang, lelah. Tapi kebiasaan multitasking membuat kita sering mengabaikan sinyal itu. Kita makan sambil bekerja, atau menunda makan sampai kelaparan, lalu balas dendam dengan porsi berlebihan.
Coba praktekkan mindful eating: ketika makan, fokus pada rasa dan tekstur makanan. Nikmati perlahan. Selain bikin cepat kenyang, cara ini juga mengurangi kecenderungan ngemil berlebihan.
Apa Hubungannya dengan Energi dan Produktivitas?
Makanan adalah “bahan bakar”. Bayangkan tubuhmu seperti mobil. Kalau diisi bensin oplosan, mesinnya jadi cepat mogok. Begitu juga dengan tubuh. Makanan tinggi gula memang bikin semangat sebentar, tapi sebentar lagi kamu akan “crash” dan kehilangan fokus.
Sebaliknya, makanan seimbang dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, oat, kentang), protein, dan lemak sehat (alpukat, ikan, kacang) akan melepaskan energi secara bertahap. Hasilnya: kamu tetap fokus dan stabil lebih lama, tanpa rollercoaster energi.
Diet ketat biasanya gagal karena melawan gaya hidup sehari-hari. Alih-alih melarang ini-itu, lebih baik gunakan pendekatan penambahan: tambahkan buah, tambahkan sayur, tambahkan air. Dengan cara ini, otomatis makanan “kurang sehat” akan berkurang porsinya, tanpa harus merasa tertekan.
Menurut Harvard School of Public Health, strategi yang


