Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Urutan Nomor Secara Benar dan Sistematis
Pinterpedia.com – Waktu nulis karya ilmiah, skripsi, makalah, atau laporan, satu hal yang kelihatannya simpel tapi penting banget adalah penulisan daftar pustaka. Banyak yang masih salah paham soal urutan, format, sampai sistem penomoran. Padahal, kalau kamu pakai sistem referensi numerik seperti IEEE atau Vancouver, urutannya nggak boleh berdasarkan abjad, tapi harus berdasarkan nomor sesuai kutipan yang muncul di dalam teks. Ini bukan cuma soal estetika atau gaya, tapi soal akurasi ilmiah. Nah, di artikel ini aku bahas tuntas gimana cara menulis daftar pustaka yang benar dan rapi dengan urutan nomor. Simpel, tapi harus benar.
1. Pengertian sistem nomor dalam daftar pustaka
Sistem urutan nomor artinya setiap sumber diberi nomor berdasarkan urutan kemunculannya dalam tulisan. Jadi, misalnya kamu pertama kali mengutip buku statistik, maka buku itu masuk sebagai nomor 1. Kutipan kedua, jadi nomor 2, dan seterusnya. Kalau kamu mengutip sumber nomor 1 lagi di halaman berikutnya, kamu tetap pakai nomor yang sama. Ini sangat umum dipakai di jurnal teknik, kedokteran, atau sains, terutama yang memakai gaya IEEE atau Vancouver.
Kelebihannya? Ringkas, efisien, dan menghindari pengulangan. Tapi, kamu harus hati-hati. Begitu urutan salah, semuanya bisa kacau.
2. Format penulisan daftar pustaka dengan nomor
Formatnya punya pola tetap, tergantung jenis sumbernya. Tapi struktur dasarnya begini:
Nomor. Nama belakang penulis Inisial. Judul. Kota: Penerbit; Tahun.
Contoh:
1. Harjono S. Pengantar Statistika. Jakarta: Erlangga; 2020.
Kalau kamu kutip artikel jurnal:
2. Anwar T. Peran teknologi dalam pendidikan. Jurnal Teknologi Edukasi. 2021;10(2):45-53.
Kalau dari website:
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Merdeka. [Internet]. 2023 [diakses 12 Juni 2025]. Tersedia dari: https://kurikulum.kemdikbud.go.id
Yang perlu kamu perhatikan:
• Gunakan tanda titik dan titik koma secara konsisten.
• Judul buku pakai huruf miring atau cetak miring (italic) kalau format memungkinkan.
• Nama penulis: nama belakang dulu, lalu inisial nama depan (nggak ditulis lengkap).
3. Urutan penulisan daftar pustaka sesuai kutipan
Ini inti dari sistem nomor: urutkan daftar pustaka sesuai urutan sumber dikutip dalam teks, bukan abjad. Artinya:
• Kutipan pertama di teks → jadi nomor 1 di daftar pustaka.
• Kutipan kedua → jadi nomor 2, dan seterusnya.
• Kalau kamu mengutip ulang nomor 1, jangan buat entri baru, tetap pakai [1].
Contoh kutipan di dalam teks:
“Menurut Harjono [1], analisis data sangat penting…”
Kemudian di daftar pustaka:
1. Harjono S. Pengantar Statistika. Jakarta: Erlangga; 2020.
4. Kesalahan yang sering terjadi
Biar kamu nggak terjebak di ujian atau saat revisi skripsi, ini beberapa kesalahan yang sering ditemui:
• Menulis daftar pustaka berdasarkan abjad, padahal pakai sistem nomor.
• Nggak konsisten antara kutipan di dalam teks dan nomor di daftar pustaka.
• Format asal-asalan, entah itu salah penulisan nama, judul, atau tahun.
• Nggak periksa sumber dengan detail, terutama untuk artikel atau situs web.
Satu kesalahan kecil bisa bikin daftar pustaka kamu dianggap nggak valid.
Semua penulisan daftar pustaka yang tepat dengan urutan nomor selalu berpegang pada satu hal: urut sesuai kutipan pertama muncul dalam teks. Format harus rapi, penulis ditulis dengan cara benar, dan sumber berbeda punya struktur masing-masing. Sistem nomor mempermudah pembaca, tapi harus kamu kerjakan dengan teliti. Jangan menebak-nebak, dan jangan asal menyalin. Kalau kamu tulis sesuai urutan dan kaidah, hasilnya nggak cuma benar tapi juga profesional.