Pinterpedia.com – Dalam hubungan apa pun, baik dengan pasangan, sahabat, maupun keluarga, setiap orang memiliki cara unik dalam mengekspresikan kasih sayang dan menghadapi konflik. Ada yang mudah terbuka dan percaya, ada yang menjaga jarak, dan ada pula yang merasa gelisah saat diabaikan. Pola-pola ini bukan kebetulan. Dalam psikologi, cara seseorang membangun dan mempertahankan kedekatan disebut attachment style atau gaya keterikatan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth pada tahun 1960-an. Teorinya sederhana namun kuat: hubungan pertama antara anak dan pengasuh membentuk peta emosional yang menentukan bagaimana seseorang memahami cinta, keintiman, dan rasa aman. Peta ini terbawa hingga dewasa, memengaruhi cara seseorang mencintai, mempercayai, dan menghadapi perpisahan.

Berikut empat gaya keterikatan utama dalam psikologi modern, lengkap dengan ciri khas dan cara mengenalinya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Secure Attachment (Gaya Aman)

Orang dengan gaya aman tumbuh dalam lingkungan yang penuh kehangatan dan responsif. Mereka belajar sejak kecil bahwa kasih sayang hadir dengan konsistensi. Saat dewasa, mereka cenderung percaya diri dalam menjalin hubungan, bisa dekat tanpa merasa terancam, dan tetap tenang ketika pasangan butuh ruang pribadi.

Dalam hubungan, mereka nyaman berdiskusi, tidak mudah curiga, serta mampu menyeimbangkan kedekatan dan kemandirian. Ciri paling menonjol dari gaya ini adalah kemampuan mencintai tanpa kehilangan jati diri.

Penelitian oleh Mikulincer & Shaver (2016) menunjukkan bahwa individu dengan gaya keterikatan aman memiliki empati dan kestabilan emosional yang lebih tinggi dibanding gaya lainnya.

2. Anxious Attachment (Gaya Cemas)

Bayangkan seseorang yang selalu menunggu pesan balasan dan mulai gelisah jika tak kunjung dijawab. Mereka bukan tidak rasional, tetapi memiliki ketakutan mendalam akan penolakan. Gaya ini sering muncul dari pengalaman pengasuhan yang tidak konsisten: kadang penuh kasih, kadang diabaikan.

Ciri khasnya, mereka haus akan validasi, mudah cemas kehilangan, dan sering menafsirkan situasi secara berlebihan. Dalam hubungan, mereka bisa sangat hangat namun juga cepat merasa terancam.

Namun di balik kerentanan itu, orang dengan gaya cemas umumnya sangat peka terhadap perasaan orang lain. Mereka memiliki empati yang tinggi, hanya saja kesulitan menenangkan pikiran sendiri.

Menurut Levine dan Heller (2010) dalam buku Attached, individu dengan gaya ini mampu membangun hubungan yang harmonis bila belajar menyeimbangkan kebutuhan kedekatan dengan rasa aman

Halaman:
1 2 3