dalam diri.
Daftar Isi
3. Avoidant Attachment (Gaya Menghindar)
Tipe ini terlihat mandiri, tenang, dan sering kali tampak tidak membutuhkan siapa pun. Mereka kurang nyaman dengan keintiman emosional yang mendalam dan cenderung menjaga jarak. Di balik sikap tenang itu, biasanya tersimpan keyakinan lama bahwa ketergantungan adalah sumber luka.
Umumnya, mereka tumbuh di lingkungan yang menekankan kemandirian atau kurang ekspresif dalam kasih sayang. Akibatnya, mereka belajar menahan diri dan menutup rapat sisi emosionalnya.
Ciri yang paling terlihat adalah kesulitan terbuka, lebih memilih memendam masalah, dan cenderung menganggap emosi sebagai bentuk kelemahan. Dalam hubungan, mereka bisa tampak dingin padahal sedang melindungi diri dari rasa kehilangan.
Riset Fraley & Shaver (2018) menemukan bahwa gaya menghindar dapat berubah bila seseorang berada dalam hubungan yang aman dan konsisten. Artinya, jarak emosional bukan sifat tetap, melainkan mekanisme perlindungan yang bisa diperbarui.
4. Disorganized Attachment (Gaya Campuran atau Tak Teratur)
Gaya ini adalah perpaduan antara keinginan untuk dekat dan rasa takut terhadap kedekatan itu sendiri. Mereka ingin dicintai, tetapi juga takut terluka. Dalam relasi, sikapnya sering tidak konsisten: mendekat, lalu tiba-tiba menjauh tanpa alasan yang jelas.
Gaya campuran biasanya terbentuk dari pengalaman traumatis atau pengasuhan yang penuh ketidakpastian, ketika sosok pengasuh juga menjadi sumber ketakutan. Hasilnya, otak belajar dua hal yang saling bertentangan: “Aku butuh kehangatan” dan “Kedekatan itu berbahaya.”
Ciri khasnya meliputi ketidakstabilan emosi, kesulitan mempercayai orang lain, serta pola tarik-ulur dalam hubungan. Meskipun begitu, gaya ini bukan akhir dari segalanya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa gaya disorganized bisa berubah melalui terapi dan pengalaman relasi yang penuh empati.
Dalam buku The Power of Showing Up, Daniel Siegel (2020) menegaskan bahwa pengalaman baru yang aman dapat menulis ulang pola keterikatan lama dan membentuk respons emosional yang lebih sehat.
Cara Mengenali Gaya Keterikatan Diri
Untuk mengetahui gaya keterikatan, tidak dibutuhkan tes rumit. Coba refleksikan beberapa hal berikut:
• Apa yang kamu rasakan ketika orang terdekat menjauh atau tidak merespons?
• Apakah kamu cenderung menekan emosi atau justru menuntut perhatian berlebih?
• Saat konflik terjadi, apakah kamu lebih memilih mendekat atau menarik diri?
Jawaban jujur atas pertanyaan tersebut dapat menjadi petunjuk awal tentang gaya keterikatanmu. Tidak ada gaya yang sepenuhnya baik atau buruk, karena semuanya


