masih punya “cacat lahir”. Kalau jeli, kita bisa menangkap keanehan kecil. Beberapa hal yang sering muncul:
-
Jari atau tangan aneh
AI sering “ngaco” waktu bikin jari. Kadang jumlahnya lebih dari lima, kadang bentuknya kayak peletakan puzzle yang salah. -
Tulisan yang nggak masuk akal
Coba perhatikan papan nama, logo, atau teks di background. Seringkali hurufnya berantakan, nggak konsisten, atau malah seperti huruf acak. -
Bayangan dan pencahayaan
Lihat arah cahaya. Kadang wajah orang menghadap kanan tapi bayangannya jatuh ke kiri dengan aneh. Matahari cuma satu, tapi di gambar bisa kayak ada tiga sumber cahaya. -
Detail terlalu sempurna
Kulit terlalu mulus, warna langit terlalu dramatis, rambut rapi tanpa sehelai pun keluar jalur. Dunia nyata selalu punya “cacat kecil”, sementara AI cenderung bikin segalanya terlalu ideal. -
Objek latar belakang “bocor logika”
Misalnya kursi yang seharusnya punya empat kaki tapi jadi lima, atau jendela yang tiba-tiba nyambung ke dinding tanpa bingkai. Sekilas nggak kelihatan, tapi begitu diperhatiin, jelas ada yang janggal.
Dengan melatih mata, lama-lama insting kita makin tajam. Sama kayak belajar bedain batik asli dengan printing murahan—butuh pengalaman, tapi bisa diasah.
Peran Metadata yang Sering Terlupakan
Setiap foto biasanya punya metadata, yaitu informasi tersembunyi seperti tanggal pengambilan, tipe kamera, hingga software pengeditan. Nah, foto buatan AI kadang tidak punya metadata kamera yang valid atau justru menampilkan software generatif tertentu.
Kamu bisa cek metadata dengan tool gratis seperti FotoForensics atau Metadata2Go. Dari sana, kamu bisa tahu apakah foto itu masuk akal atau tidak. Misalnya, foto “konser tahun 1980-an” tapi metadata menunjukkan dibuat dengan software


