data training, bahkan kadang pihak ketiga. Belum tentu semua orang di balik sistem itu punya niat buruk, tapi data yang tersimpan selalu berisiko disalahgunakan.
Lihat aja kasus bocornya data pengguna aplikasi populer di berbagai negara. Kalau perusahaan besar aja bisa kecolongan, apalagi sistem AI yang masih berkembang.
Cara Aman Berinteraksi dengan Chatbot
Pakai chatbot buat hal-hal ringan: brainstorming ide, belajar konsep, latihan bahasa.
Jangan pernah jadikan chatbot sebagai brankas digital.
Kalau butuh kasih contoh data, gunakan data dummy atau fiktif.
Pahami kebijakan privasi platform, minimal baca bagian “data retention”.
Ingat bahwa kamu punya kendali: semakin sedikit data sensitif yang kamu masukkan, semakin kecil risiko.
Regulasi & Masa Depan
Indonesia baru punya UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang mulai berlaku. Ini langkah bagus, tapi implementasi ke ranah AI masih dalam proses. Regulasi global juga masih mengejar laju perkembangan teknologi. Jadi, untuk sekarang, tanggung jawab terbesar tetap ada di tangan kita sebagai pengguna.
Chatbot itu alat, bukan teman curhat. Mereka pintar, seru, bahkan bisa bikin kita kagum. Tapi jangan sampai kagum berubah jadi lengah. Data pribadi adalah aset paling berharga di era digital, dan sekali bocor, sulit ditarik kembali.
Ingat, jangan kasih mereka sesuatu yang kamu nggak rela lihat muncul di internet besok pagi.