tergantung siapa yang mengendalikannya. Deepfake bisa dimanfaatkan secara positif, untuk pemulihan suara pasien yang kehilangan kemampuan bicara, atau rekonstruksi wajah dalam penyelidikan kriminal. Tapi tanpa kendali moral, ia berubah menjadi ancaman terhadap kepercayaan publik.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kita hidup di masa di mana realitas bisa direkayasa, dan kejujuran visual tak lagi absolut. Maka, tantangan terbesar bukan sekadar menciptakan teknologi yang lebih canggih, tapi menumbuhkan tanggung jawab di baliknya.

Deepfake dan shallowfake bukan sekadar tren teknologi. Keduanya adalah simbol dari pergeseran besar dalam cara kita memandang kebenaran. Jika dulu “melihat berarti percaya”, kini “melihat” hanyalah langkah pertama menuju verifikasi.
Realitas kini bisa disusun ulang, dipotong, dipoles, dan dibuat seolah nyata. Dunia digital telah memberi kita kekuatan untuk menciptakan ilusi, dan tugas kita adalah memastikan kebenaran tidak tenggelam di dalamnya.

Halaman:
1 2 3