Mitsubishi Destinator Tidak Pakai Hybrid, Ternyata Ini Strateginya!
Pinterpedia.com – Dalam dunia otomotif yang kini semakin mengarah ke teknologi ramah lingkungan, banyak produsen mobil yang berlomba-lomba untuk meluncurkan varian hybrid. Namun, ada satu model yang masih mempertahankan mesin konvensional tanpa mengusung teknologi hybrid, yakni Mitsubishi Destinator. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih mobil yang punya segudang potensi ini belum menggunakan mesin hybrid? Yuk, kita bahas kenapa Mitsubishi memilih strategi yang satu ini.
Saat Mitsubishi Destinator diperkenalkan, banyak pengamat dan pecinta otomotif yang mengharapkan kehadiran teknologi hybrid di mobil keluarga ini. Mengingat tren elektrifikasi di dunia otomotif, tentunya banyak yang berpikir bahwa teknologi hybrid bisa memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik dan mengurangi emisi gas buang. Tapi ternyata, Mitsubishi memilih untuk tidak menyematkan teknologi hybrid pada Destinator. Kenapa bisa begitu?
Strategi Mesin Turbocharged yang Tangguh dan Efisien
Mitsubishi Destinator hadir dengan mesin bensin 1.500 cc turbocharged yang dilengkapi dengan teknologi MIVEC (Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control). Mesin ini dirancang untuk memberikan keseimbangan antara performa tinggi dan efisiensi bahan bakar. Menurut Masahiro Ito, Chief Product Specialist Mitsubishi Motors Corporation, mesin turbocharged ini sudah cukup efisien dan mumpuni untuk memenuhi kebutuhan pasar yang mengutamakan kenyamanan dan ketangguhan.
Mesin turbocharged ini memberikan daya dorong yang cukup besar untuk menghadapi medan berat, namun tetap efisien dalam penggunaan bahan bakar. Ini tentu menjadi nilai tambah bagi konsumen yang mencari kendaraan tangguh untuk berbagai medan tanpa harus mengorbankan efisiensi bahan bakar. Dengan teknologi ini, Mitsubishi Destinator sudah siap bersaing dengan model-model lain di segmen SUV keluarga tanpa perlu membebani harga dengan biaya pengembangan teknologi hybrid yang lebih kompleks.
Pertimbangan Pasar dan Kesiapan Infrastruktur
Keputusan Mitsubishi untuk tidak menyertakan varian hybrid pada Destinator juga berkaitan dengan pertimbangan pasar dan infrastruktur yang ada. Mitsubishi Destinator hadir dengan segmentasi pasar yang lebih luas, mulai dari keluarga yang butuh kendaraan multifungsi hingga mereka yang suka berpetualang. Mengingat Indonesia yang masih dalam tahap pengembangan infrastruktur kendaraan listrik dan hybrid, pilihan untuk tidak menyematkan mesin hybrid pada Destinator menjadi langkah yang lebih pragmatis.
Harga jual yang terjangkau juga menjadi alasan mengapa Mitsubishi memilih mesin bensin konvensional. Hybrid memang memberikan banyak manfaat, namun biaya produksi dan harga jualnya cenderung lebih tinggi. Mitsubishi tahu betul bahwa pasar Indonesia membutuhkan kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap mampu menawarkan keunggulan dalam hal kenyamanan dan performa.
Walaupun Destinator belum hadir dengan varian hybrid, Mitsubishi bukan berarti menutup mata terhadap perkembangan dunia otomotif menuju elektrifikasi. Di masa depan, bukan tidak mungkin mereka akan menghadirkan versi hybrid atau bahkan listrik penuh. Mitsubishi sendiri sudah memiliki beberapa model hybrid, seperti Xpander Hybrid yang sudah diluncurkan di Thailand.
Mitsubishi bahkan memiliki target ambisius untuk menjual 100% kendaraan elektrifikasi pada tahun 2035. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Destinator belum mengusung teknologi hybrid, Mitsubishi tetap mempersiapkan diri untuk menyongsong era mobil ramah lingkungan di masa depan. Untuk saat ini, mereka memilih untuk fokus pada pasar yang lebih besar dengan model yang lebih terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Mitsubishi Destinator belum menggunakan mesin hybrid karena berbagai alasan yang berkaitan dengan efisiensi biaya, strategi pasar, dan kesiapan infrastruktur. Mesin turbocharged 1.500 cc MIVEC yang dimilikinya sudah cukup memberikan performa dan efisiensi bahan bakar yang dibutuhkan oleh konsumen. Keputusan ini juga diambil untuk menjaga harga jual yang lebih terjangkau, mengingat infrastruktur kendaraan listrik dan hybrid di Indonesia yang masih berkembang. Namun, dengan komitmen Mitsubishi untuk menuju elektrifikasi pada 2035, bukan tidak mungkin di masa depan kita akan melihat versi hybrid atau listrik dari Destinator.