federasi akan terus dibandingkan dengan negara lain. Jika gagal menjaga konsistensi, Indonesia bisa kehilangan momentum ini. Dengan kata lain, status strategis bukan hadiah permanen, melainkan ujian jangka panjang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Peluang yang terbuka cukup besar. Dengan adanya hub FIFA, Indonesia berpotensi menjadi tuan rumah lebih banyak turnamen regional maupun internasional. Event usia muda, kualifikasi, hingga pertemuan tingkat tinggi bisa lebih sering terjadi di Jakarta. Hal ini tidak hanya memperkuat reputasi olahraga, tetapi juga memberikan dorongan ekonomi. Industri pariwisata, sponsor, dan hak siar akan ikut terdampak. Belum lagi kesempatan transfer ilmu. FIFA biasanya menghadirkan tenaga ahli, pelatih berlisensi internasional, dan fasilitas modern untuk mendukung hub mereka. Jika dimanfaatkan dengan benar, generasi muda Indonesia bisa mendapat akses pembinaan yang selama ini hanya bisa dinikmati negara-negara maju.

Tetapi jangan buru-buru larut dalam euforia. Sejarah sepak bola Indonesia dipenuhi pasang surut. Mulai dari kasus sanksi FIFA, tragedi stadion, hingga kontroversi liga, semuanya meninggalkan catatan bahwa reformasi tidak boleh hanya berhenti di kertas. Dengan sorotan global yang semakin tajam, setiap kesalahan akan terlihat lebih jelas. Karena itu, konsistensi menjadi kata kunci. Jika reformasi terus dijalankan, Indonesia bisa benar-benar memanfaatkan posisi ini untuk membangun fondasi sepak bola yang berkelanjutan.

Menariknya, penunjukan Jakarta juga punya dimensi geopolitik. Asia adalah pasar terbesar sepak bola masa depan, dan FIFA tahu itu. Negara-negara Eropa mulai sadar bahwa pertumbuhan terbesar tidak lagi di sana, tetapi di Asia. Dengan menempatkan hub di Indonesia, FIFA mengirim pesan bahwa mereka ingin menancapkan pengaruh kuat di kawasan yang selama ini sering disebut sebagai “raksasa tidur.” Indonesia dipilih bukan hanya karena populasi dan antusiasme, tetapi juga karena mampu menjadi representasi Asia Tenggara di panggung global.

Tentu ada kompetisi tidak langsung dengan negara tetangga. Singapura punya fasilitas modern, Malaysia punya catatan penyelenggaraan event internasional, Thailand punya liga yang relatif stabil. Namun Indonesia membawa kombinasi unik: skala pasar, energi suporter, dan komitmen politik yang belakangan ini kuat. Faktor dukungan pemerintah menjadi penting, terlihat dari pertemuan Presiden FIFA dengan Presiden RI yang menegaskan komitmen kolaborasi jangka panjang.

Kedepannya, Indonesia dituntut membuktikan bahwa hub ini tidak hanya nama di papan kantor, tetapi benar-benar mesin penggerak sepak bola kawasan. Program pembinaan usia

Halaman:
1 2 3