Ilustrasi Rambut Panjang Wanita Victoria (Pinterest/Angele)
Dunia

Inilah Kisah Tradisi Rambut Panjang Para Wanita di Victoria sebagai Simbol Feminitas

Di zaman Victoria (1837–1901), rambut panjang bukan hanya sekadar bagian dari penampilan, melainkan sebuah simbol penting yang mencerminkan status sosial dan kualitas feminin yang sangat dihargai. Kalau kita berbicara tentang rambut panjang, yang terbayang bukan hanya sekadar panjangnya rambut, tetapi bagaimana wanita pada masa itu merawat dan menata rambut mereka dengan penuh perhatian hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.

Pada zaman itu, rambut panjang dianggap sebagai “mahkota” bagi wanita. Bukan hanya karena panjangnya rambut yang mengesankan, tetapi juga karena rambut panjang melambangkan kesehatan, kesuburan, dan bahkan status sosial yang tinggi. Bayangkan, pada masa itu, rambut bisa menjadi penanda kelas sosial seseorang. Wanita dari keluarga atas biasanya memiliki rambut panjang yang terawat dengan baik, sementara yang berasal dari kalangan bawah sering kali kesulitan merawat rambut panjang mereka karena berbagai keterbatasan waktu dan sumber daya. Bahkan, beberapa wanita dari kalangan ekonomi bawah terpaksa menjual rambut mereka untuk mendapatkan uang tambahan.

Pada era ini, rambut panjang tidak hanya tentang panjangnya, tetapi juga tentang bagaimana cara menata rambut tersebut. Wanita Victoria terkenal dengan berbagai gaya rambut panjang yang rumit dan penuh detail. Beberapa gaya rambut bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk dibuat. Berikut adalah beberapa gaya rambut panjang yang populer pada masa Victoria:

1. Updo Elaborat

Gaya rambut ini biasanya dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Rambut akan disanggul tinggi dengan tambahan alat bantu seperti “rats,” yaitu penopang rambut yang terbuat dari bahan seperti wol atau rambut palsu. Gaya ini tidak hanya membutuhkan waktu yang lama untuk ditata, tetapi juga merupakan simbol status sosial yang tinggi. Semakin rumit dan besar sanggul, semakin tinggi pula kedudukan sosial si pemakai.

2. Gaya Rambut Pre-Raphaelite

Di akhir abad ke-19, gerakan seni Pre-Raphaelite menampilkan wanita dengan rambut panjang yang terurai, menciptakan citra romantis dan sensual. Wanita-wanita ini sering digambarkan dengan rambut yang tergerai indah dan bebas, memberi kesan natural yang dalam dan memikat. Gaya rambut ini menjadi tren di kalangan seniman dan menjadi simbol kebebasan dan ekspresi feminin yang kuat.

3. Rambut Keriting dan Dikepang

Pada dekade 1870-an, wanita Victoria mulai mengadopsi gaya rambut yang lebih praktis namun tetap elegan. Rambut mereka sering kali dikepang atau dikeriting, sementara bagian depan rambut dibuat bergelombang atau keriting untuk menambah kesan dramatis. Gaya ini mencerminkan semangat feminin namun juga memerlukan waktu dan teknik tertentu untuk bisa mencapainya.

Perawatan Rambut Panjang yang Menjadi Ritual

Merawat rambut panjang bukanlah hal yang mudah pada masa Victoria. Wanita saat itu sangat memperhatikan kesehatan rambut mereka, bahkan menjadikan perawatan rambut sebagai rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Mereka akan menyikat rambut dua kali sehari menggunakan sikat bulu babi, yang membantu mendistribusikan minyak alami dari kulit kepala ke seluruh rambut, menjaga kelembapan dan kekuatannya.

Mereka juga menggunakan teknik “rag curls,” yaitu keriting rambut dengan kain yang bisa bertahan selama beberapa hari tanpa perlu penataan ulang. Bayangkan, rambut yang tergerai indah tanpa harus repot menata setiap saat. Itu adalah hasil dari ketelitian dalam merawat rambut.

Aksesori Rambut dan Perhiasan yang Memperindah

Aksesori rambut juga memainkan peran penting dalam penampilan wanita Victoria. Mereka sering kali menggunakan sisir hias, pita, dan jepit rambut yang terbuat dari bahan-bahan mewah. Rambut mereka tidak hanya menjadi fokus utama, tetapi juga dihiasi dengan aksesori yang menambah kesan elegan dan anggun.

Selain itu, ada juga tradisi pembuatan perhiasan rambut yang dikenal dengan nama “hair jewellery.” Ini adalah perhiasan yang terbuat dari rambut asli, sering kali diberikan sebagai kenang-kenangan atau simbol kedukaan. Perhiasan rambut ini menjadi sangat populer di kalangan keluarga bangsawan dan bisa bernilai sangat tinggi, baik dari segi finansial maupun emosional.

Rambut Panjang Sebagai Simbol Feminitas

Tidak dapat dipungkiri bahwa rambut panjang pada zaman Victoria adalah simbol dari femininitas yang tak terbantahkan. Wanita yang memiliki rambut panjang dianggap lebih menarik, lebih sehat, dan lebih elegan. Rambut panjang adalah penanda status sosial yang membedakan wanita dari berbagai lapisan masyarakat, serta alat ekspresi feminin yang sangat dihargai pada masa itu.

Rambut bukan sekadar penampilan luar; rambut panjang adalah bagian dari identitas seorang wanita, cerminan dari kesuburan, kemewahan, dan status sosialnya. Bahkan, bagi wanita Victoria, rambut yang panjang dan indah bisa berarti segalanya, menjadi simbol kesuksesan dan status dalam masyarakat yang sangat memandang penting penampilan dan citra sosial.

Jadi, jika kita melihat kembali gaya rambut panjang pada wanita Victoria, kita bisa memahami betapa pentingnya rambut dalam menentukan identitas dan status sosial. Rambut panjang bukan sekadar trend gaya, tetapi merupakan bagian integral dari budaya femininitas pada masa itu. Saat ini, meskipun rambut panjang tidak lagi menjadi simbol status sosial yang sama, kita tetap bisa mengagumi keindahan dan keterampilan dalam merawat rambut yang pernah menjadi mahkota wanita-wanita Victoria.