Saat hujan turun, banyak orang langsung familiar dengan suara khas yakni hewan kodok yang bersahutan dari selokan atau sawah, dan jangkrik yang menambah latarnya dari rumput serta tanah basah. Momen ini sering dianggap biasa, padahal suara-suara itu punya cerita biologis yang menarik.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kita bakal bahas alasan dibalik fenomena tersebut secara gamblang dan masuk akal.

Kodok Keluar Karena Musim Bertelur Dimulai

Setelah hujan turun, genangan air muncul di banyak tempat. Inilah tanda bagi kodok bahwa waktunya berkembang biak sudah datang. Mereka memanfaatkan air hujan sebagai tempat yang aman untuk menaruh telur.

Kodok jantan akan bersuara keras untuk memanggil betina. Suara itu sebenarnya semacam pengumuman, seperti mengatakan “tempat bertelur sudah siap, ayo datang ke sini.”

Menurut penjelasan Australian Museum, banyak spesies katak menjadikan hujan pertama sebagai penanda waktu kawin. Air hujan membuat kulit mereka tetap lembap, yang penting bagi pernapasan dan kesehatannya.

Tanah Basah Membuat Jangkrik Lebih Aktif

Nah, sedangkan Jangkrik punya urusan yang berbeda. Mereka hidup dekat tanah, dan hujan membuat tanah lebih mudah digali serta nyaman bagi tubuh mereka. Begitu tanah melunak, jangkrik keluar dan mulai “bersuara”.

Suara jangkrik yang kita dengar adalah panggilan bagi betina atau tanda bahwa dia sedang menjaga wilayahnya. Washington State University pernah menjelaskan bahwa gesekan sayap jangkrik itu bukan kebetulan. Itu adalah cara komunikasi utama mereka.

Jadi, jangkrik aktif bukan karena “senang hujan”, tetapi karena kondisi tanah dan udara sedang ideal untuk aktivitas kawin serta perlindungan diri.

Lingkungan Lembap Menghidupkan Aktivitas Mereka

Musim hujan memberikan paket lengkap: udara lebih lembap, tanah basah, suhu lebih sejuk, dan tumbuhan lebih hidup. Semua kondisi ini mendukung aktivitas kodok dan jangkrik.

Studi dalam jurnal Herpetologica menunjukkan bahwa tekanan udara yang turun sebelum hujan juga memicu aktivitas vokal pada amfibi seperti katak. Jadi suara-suara itu bukan hanya reaksi setelah hujan turun, tetapi juga karena tubuh mereka peka terhadap perubahan cuaca.

Kenapa Suaranya Jadi Lebih Nyaring?

Saat hujan turun, suasana sekitar biasanya lebih tenang. Kendaraan lewat lebih sedikit, orang juga lebih jarang berkegiatan di luar rumah. Dengan kata lain, suara manusia menurun.

Karena lingkungan lebih sepi, suara kodok dan jangkrik terdengar lebih jelas. Air dan kelembapan udara juga membantu suara

Halaman:
1 2