ruang sempit yang membingungkan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sensasi fisik juga menonjol. Banyak remaja melaporkan kaki terasa berat sulit bergerak atau berlari pelan meskipun dalam mimpi mereka ingin kabur secepat mungkin. Ini dikenal sebagai motor inhibition efek otak saat fase REM yang membuat tubuh lumpuh sementara demi mencegah gerakan nyata. Perasaan panik dan ketidakberdayaan menjadi bumbu utama mimpi ini sehingga mudah diingat bahkan setelah bangun tidur.

Menurut penelitian Michael Schredl mimpi dikejar pada remaja laki laki berhubungan erat dengan faktor biologis dan sosial. Dari sisi biologis remaja mengalami lonjakan hormon stres yang membuat otak lebih reaktif terhadap ancaman. Hal ini menjelaskan kenapa konten mimpi mereka penuh aksi dan ancaman fisik.

Dari sisi sosial laki laki muda cenderung menghadapi tekanan yang menuntut keberanian kemandirian dan ketangguhan. Mimpi dikejar bisa menjadi simbol bagaimana mereka merasakan tuntutan itu. Tekanan akademis olahraga bahkan ekspektasi keluarga bisa bertransformasi menjadi adegan pelarian dalam tidur.

Hubungan dengan Keseharian

Menariknya penelitian juga menemukan kaitan antara pengalaman sehari hari dengan isi mimpi. Remaja laki laki yang melaporkan konflik dengan teman atau merasa tertekan oleh tugas sekolah lebih sering bermimpi dikejar. G. William Domhoff dalam analisis mimpi remaja menyebut bahwa mimpi bekerja sebagai ruang simulasi sosial. Ketika seorang remaja merasa terancam secara emosional otak mengubah ancaman itu menjadi simbol pengejaran di dunia mimpi.

Ada juga pengaruh media. Beberapa riset kecil mengamati bahwa remaja yang sering bermain game bertema aksi atau menonton film thriller cenderung lebih banyak melaporkan mimpi kejar kejaran. Otak menggunakan potongan potongan visual yang sering mereka lihat sebagai bahan mentah narasi tidur.

Halaman:
1 2 3 4