yakin “melihat sesuatu” padahal sebenarnya otak sedang berhalusinasi secara alami.
Daftar Isi
Kapan dan Mengapa Sleep Paralysis Terjadi?
Sleep paralysis bukanlah sebuah kutukan, bukan juga gangguan spiritual. Ia bisa dialami siapa saja, terutama mereka yang kurang tidur, stres, atau memiliki jadwal tidur tidak teratur.
Sebuah systematic review oleh Sharpless dan Barber (2011) menemukan bahwa sekitar 7–8% populasi dunia pernah mengalaminya setidaknya sekali. Angka ini melonjak hingga hampir 30% pada mahasiswa dan pekerja malam.
Faktor lain yang memperbesar kemungkinan terjadinya sleep paralysis antara lain:
-
Tidur terlentang. Posisi ini membuat tekanan udara pada saluran pernapasan meningkat, memberi sensasi seolah “tertindih.”
-
Stres emosional dan kelelahan mental. Keduanya bisa mengacaukan fase tidur dan memicu gangguan REM.
-
Kecemasan dan trauma. Orang dengan gangguan kecemasan atau PTSD lebih rentan mengalami kelumpuhan tidur berulang.
Jadi jika kamu pernah mengalaminya, itu bukan pertanda dunia lain sedang mendekatimu, melainkan sinyal bahwa tubuhmu kelelahan dan ritme tidurnya terganggu.
Sosok Misterius dalam Mimpi
Dalam banyak budaya, fenomena ini punya nama sendiri. Di Indonesia disebut “ketindihan.” Di Jepang dikenal dengan kanashibari, di Kanada disebut Old Hag Syndrome. Semuanya menggambarkan hal yang sama: sensasi lumpuh disertai kehadiran sosok misterius.
Namun menariknya, walau bentuk ceritanya berbeda-beda, polanya serupa. Hal ini menunjukkan bahwa sleep paralysis adalah pengalaman biologis universal yang kemudian “diberi makna” sesuai budaya setempat.
Antropolog Allan Cheyne (2002) menulis bahwa manusia cenderung menafsirkan sesuatu yang tidak dipahami melalui narasi budaya. Jadi ketika sains belum bisa menjelaskannya di masa lalu, masyarakat menjadikannya kisah mistis agar masuk akal bagi pengalaman manusia.
Sains tidak menolak keindahan cerita itu, tapi memberi kita alat untuk melihat sisi tersembunyi dari misteri tersebut, otak kita adalah mesin pencerita yang ulung. Ia bisa menciptakan realitas sementara hanya dari sinyal listrik dan memori ketakutan.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegahnya?
Tidak ada ritual khusus yang bisa mencegah sleep paralysis, cukup memahami dan menata ulang kebiasaan tidur yang baik.
Beberapa langkah sederhana yang didukung riset medis antara lain:
-
Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari untuk menstabilkan ritme sirkadian.
-
Hindari begadang dan konsumsi kafein berlebihan menjelang tidur.
-
Latih pernapasan atau meditasi ringan untuk meredakan stres sebelum tidur.
-
Jika sering
Halaman:


